“Terima kasih Bu, maaf saya sudah mengganggu ketenangan Ibu dan Bapak.”, jawab sang pengemis itu. Kemudian, sang pengemis pun pergi meninggalkan rumah orang kaya itu.
Singkat cerita, beberapa tahun kemudian keluarga ini mengalami kebangkrutan. Semua bisnis yang dijalankan sang suami gagal dan tidak mampu lagi membayar tagihan dari berbagai pihak yang sudah jatuh tempo.
Harta kekayaannya pun satu per satu mulai disita. Dengan berat hati, semuanya harus diserahkan dan akhirnya keluarga ini menjadi jatuh miskin.
Sang suami merasa tidak mampu lagi membiayai keperluan keluarganya dan akhirnya menceraikan istrinya.
Istri yang shalihah ini awalnya menolak untuk bercerai, karena baginya dia menikah dengan suaminya bukan karena harta. Menikah baginya adalah ladang ibadah untuk meraih surganya Allah SWT.
Hari demi hari terus berganti, bulan demi bulan pun terus berlalu. Kondisi laki-laki yang kaya raya tadi semakin memburuk dan akhirnya dia pun menjadi seorang pengemis yang meminta-minta kebaikan orang hanya untuk sekedar mengisi perutnya yang lapar.
Sementara itu, wanita shalihah ini didatangi seorang pria kaya yang berniat untuk meminangnya dan menjadikannya seorang istri. Setelah mendapatkan persetujuan keluarga, akhirnya wanita shalihah ini menikah dengan pria kaya yang meminangnya.
Kisah pun berulang, ketika pengantin baru ini hendak makan malam bersama, tiba-tiba pintu rumahnya ada yang mengetuk. Sang istri pun minta izin kepada suaminya untuk membukakan pintu.
Begitu pintu dibuka, betapa kagetnya sang istri melihat seorang laki-laki, pengemis, yang dekil dan berbau tak sedap meminta makanan. Kekagetan sang istri ini bukan karena kedatangan pengemis, namun karena pengemis yang datang itu adalah mantan suaminya dulu.
Sang istri langsung kembali ke meja makan menemui suaminya.
“Pih, di luar ada pengemis yang minta makanan. Bolehkah Mamih memberikan sebagian makanan kita ke pengemis itu?”, tanya sang istri.
“Oh tentu saja boleh Mih. Jangan cuma makanan yang dikasih ya Mih, kasih juga buah dan minumannya. Kasihan dia, mungkin sudah lama menahan lapar dan dahaga.”, jawab sang suami.
Akhirnya sang istri memberikan makanan, minuman dan buah-buahan untuk mantan suaminya yang kini sudah jadi pengemis itu. Sang istri pun segera kembali ke meja makan menemani suaminya yang sedang makan.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
Editor : Syahrir Rasyid