HIKMAH JUMAT : Keutamaan Ibadah Kurban
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2023/06/02/0a2e2_kurban.jpeg)
Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma & Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina
SALAH SATU aktivitas bisnis yang menonjol di bulan Dzulqa’dah adalah bisnis hewan kurban. Dimana-mana sudah mulai kita lihat lapak-lapak yang menyediakan hewan kurban. Iklannya pun bertebaran di mana-mana hingga masuk ke ruang media sosial kita.
Namun demikian, dalam Hikmah Jum’at pekan ini kita tidak akan membahas bisnis hewan kurban dan pernak-perniknya. Yang akan kita bahas dalam Hikmah Jum’at pekan ini adalah keutamaan dari ibadah kurban itu sendiri.
Perlu diketahui bahwa sesungguhnya tidak ada satu pun perintah Allah SWT yang tidak ada keutamaan di dalamnya, termasuk ibadah kurban. Perintah berkurban didasari oleh kisah kekasih Allah Nabi Ibrahim AS bersama putranya Nabi Ismail AS.
Ibadah kurban merupakan perintah Allah SWT melalui firman-Nya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.” (QS. Al Kautsar [108]: 1-3).
Ibadah kurban hukumnya wajib bagi setiap muslim yang memiliki kelapangan rezeki. Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang memiliki kelapangan untuk berkurban tetapi tidak mau berkurban, janganlah mendekati tempat shalat kami.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim).
Pada hadits di atas, terdapat ancaman yang berat diberikan oleh Baginda Rasulullah SAW bagi mereka yang mampu untuk berkurban, namun tidak melakukannya. Oleh karenanya, jangan tunda niat berkurban, segeralah bertransaksi, jika memang kita memiliki kemampuan berkurban saat ini.
Sebagai motivasi untuk berkurban, berikut adalah keutamaan yang ada di balik ibadah kurban.
Sebagai bukti ketaatan kepada perintah Allah SWT.
Kurban adalah perintah dari Allah SWT yang telah disyariatkan kepada setiap umat. Allah SWT berfirman yang artinya:
“Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (QS. Al Hajj [22]: 34)
Orang pertama yang melakukan ibadah kurban adalah putranya Nabi Adam AS, sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah [5] ayat 27:
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertaqwa.”
Media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kata dasar kurban adalah “qariba” yang memiliki makna dekat atau mendekatkan. Kurban dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan mengerjakan perintah-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT pada surat Al-Maidah [5] ayat 27 di atas, bahwa Allah hanya menerima kurban dari orang yang bertakwa.
Dalam ayat yang lain, Allah SWT berfirman: “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Hajj [22]: 37).
Amalan hamba yang paling dicintai Allah SWT di hari “Nahr”
Hari “nahr” adalah hari penyembelihan, hari raya kurban atau hari raya idul adha. Pada hari itu, tidak ada amal lain yang paling dicintai Allah SWT yang dilakukan oleh seorang hamba kecuali berkurban. Baginda Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai Allah Azza wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.” (HR. Ibnu Majah).
Ibadah kurban berdimensi sosial
Ibadah kurban adalah salah satu ibadah dalam agama Islam yang memiliki dimensi sosial yang sangat nyata. Dikatakan berdimensi sosial karena daging dari hewan kurban dapat dibagikan kepada seluruh kaum muslimin tanpa terkecuali, dari fakir miskin hingga mampu sekalipun. Allah SWT berfirman:
“Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syi’ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.” (QS. Al Hajj [22]: 36).
Ibadah kurban berdimensi ekonomi
Ibadah kurban dikatakan berdimensi ekonomi karena dalam proses ibadah kurban terdapat rantai pasok atau “supply chain” hewan kurban dari peternak, distributor, hingga penjual hewan kurban. Di setiap mata rantai pasok tersebut terdapat transaksi yang bernilai ekonomis sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
Nilai ekonomi juga dirasakan oleh para pedagang peralatan penyembelihan, pendistribusian, hingga perlengkapan lainnya. Namun demikian, Baginda Rasulullah SAW melarang memberikan upah kepada penyembelih hewan kurban menggunakan bagian apapun dari hewan kurban.
Sahabat Ali bin Abi Thalib RA berkata: “Rasulullah memerintahkan kepadaku untuk mengurusi hewan kurbannya, membagi-bagikan dagingnya, kulit dan pakaiannya kepada orang-orang miskin, dan aku tidak diperbolehkan memberi sesuatu apapun dari hewan kurban (sebagai upah) kepada penyembelihnya.” (HR. Mutafaqun ‘alaih).
Semoga seluruh pembaca setia Hikmah Jum’at iNewsSerpong.id diberikan kemampuan oleh Allah SWT untuk berkurban tahun ini. Aamiin.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid