get app
inews
Aa Text
Read Next : HIKMAH JUMAT : Fungsi Strategis Rumah dalam Islam  

HIKMAH JUMAT : Haji Mabrur, Kesalehan Individual dan Sosial

Jum'at, 07 Juli 2023 | 04:00 WIB
header img
Predikat haji mabrur adalah hak prerogatif Allah SWT. (Foto : Ist)

Thawaf mengelilingi ka’bah yang merupakan simbol pemersatu umat Islam. Ke arah ka’bahlah seluruh umat Islam menghadap saat mendirikan shalat. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh umat Islam hendaknya bersatu dalam bingkai ukhuwah islamiyah dan membuang jauh-jauh fanastisme golongan.

Berkumpulnya seluruh jamaah haji untuk melaksanakan wukuf di padang Arafah nan gersang hingga terbenamnya matahari, adalah simbol bahwa setiap manusia tidak akan bisa hidup tanpa orang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia hendaknya hidup bersama dan berdampingan dengan penuh kedamaian.

Wukuf di Arafah juga mengingatkan kepada seluruh jamaah haji akan adanya padang mahsyar. Di padang mahsyarlah nanti seluruh manusia akan dikumpulkan. Seluruh manusia akan dihisab, dan diberikan balasan atas seluruh amal perbuatannya berupa surga atau neraka.

Demikian pula dengan melempar jumrah. Dengan melakukan lempar jumrah, sejatinya seluruh jamaah haji sedang memasuki tahapan melenyapkan musuh yang nyata bagi dirinya yaitu nafsu setan. Tiang yang menjadi sasaran saat melemparkan batu kerikil, merupakan simbol dari hawa nafsu dan setan yang senantiasa menggoda hati manusia untuk melakukan perbuatan dosa dan maksiat.

Sementara itu, sa’i memberikan pendidikan kepada seluruh jamaah haji bahwa hidup ini penuh dengan perjuangan, pengorbanan dan keikhlasan yang keseluruhannya harus disertai dengan do’a dan harapan kepada Allah SWT. Tugas manusia hanyalah berjuang sesuai dengan koridor yang ada, Allah jualah yang akan menentukan hasil akhir terbaik bagi masing-masing manusia.

Tahallul atau memotong rambut adalah rangkaian ibadah haji yang mengajarkan pentingnya kejernihan hati dan pikiran dalam setiap tindakan yang dilakukan seseorang. Tahallul juga mengisyaratkan pembersihan jiwa dari sifat-sifat buruk yang cenderung mengajak manusia berbuat dosa dan maksiat.

Oleh karenanya, jamaah haji yang meraih predikat mabrur tentunya akan terlahir kembali sebagai manusia baru yang memiliki sifat dan sikap mulia. Dengan sifat dan sikap mulianya itu, maka jadilah dia manusia baru yang memiliki kesalehan secara individual maupun sosial. (*)


Setiap tahapan ibadah haji memiliki makna tersendiri, bukan hanya sekedar ritual tanpa makna yang hakiki. (Foto : Ist)
 

Wallahu a’lam bish-shawab.

          

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut