"Anak saya sudah mengikuti ujian, tapi tidak diterima. Kemudian ada kesempatan masuk dengan nilai tertentu, jadi saya memilih jalur ini agar anak saya tetap bisa sekolah di sekolah negeri," tutur EN pada Selasa (18/07/23).
Oknum dari luar sekolah kemudian menghubungi salah satu guru di sekolah tersebut dan mereka mencapai kesepakatan. Pihak sekolah kemudian menghubungi langsung nomor wali murid untuk memberitahu kapan proses pembelajaran dimulai.
"Saya dihubungi langsung oleh nomor guru dari sekolah itu, dia memberitahu bahwa anak saya akan masuk pada tanggal 24 (Juli), dan memberikan penjelasan teknis lainnya. Anak saya tidak bisa ikut Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) khusus jalur ini," ungkap EN.
EN bersedia mengungkap praktik ini dengan syarat identitasnya dirahasiakan agar anaknya tetap dapat bersekolah di sekolah negeri unggulan pada hari Senin mendatang.
Belum diketahui secara pasti berapa banyak siswa 'titipan' yang ditampung oleh sekolah unggulan ini. Namun, fakta di lapangan menyebutkan bahwa para siswa yang menjalin hubungan 'gelap' dengan oknum di sekolah berasal dari beragam profesi.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta