get app
inews
Aa Text
Read Next : HIKMAH JUMAT : We Are The Champions

HIKMAH JUMAT : Konsep SMART dalam Menyusun Rencana Ibadah

Jum'at, 21 Juli 2023 | 04:00 WIB
header img
Membuat rencana ibadah diperlukan sebuah konsep yang tepat. Jangan sampai hanya sebatas rencana, hanya di atas kertas tidak mampu diimplementasikan. (Foto : Okezone)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma & Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina

TAHUN 1444 H baru saja berganti menjadi tahun baru 1445 H. Berbagai kegiatan dilakukan dalam rangka menyambut datangnya tahun baru 1445 H. Pawai obor, kajian, muhasabah, hingga do’a bersama pun dilakukan.

Namun demikian, tidak hanya cukup berhenti sampai di meriahnya kegiatan menyambut tahun baru saja. Kemeriahan menyambut tahun baru 1445 H harus ditindaklanjuti dengan membuat perencanaan yang terbaik untuk mengisi hari demi hari yang akan kita lalui di tahun 1445 H.

Membuat perencanaan terbaik dalam hidup adalah sebuah aktivitas yang diperintahkan oleh Allah SWT. Hal ini dapat dilihat pada firman Allah SWT yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr [59]: 18).

Kepentingan Hari Esok

Berdasarkan ayat di atas, maka sejatinya setiap manusia yang beriman diperintahkan oleh Allah SWT untuk senantiasa memperhatikan yang diperbuatnya hari ini untuk kepentingan hari esok. Dengan kata lain, kita harus memastikan bahwa rencana dan perbuatan yang kita lakukan adalah berdampak baik bagi kehidupan kita berikutnya.

Untuk itu, dalam membuat rencana ibadah diperlukan sebuah konsep yang tepat. Jangan sampai kita membuat rencana hanya sebatas rencana, baik hanya di atas kertas namun tidak mampu diimplementasikan.

Bagi para pembaca setia Hikmah Jum’at yang masih kebingungan menyusun rencana ibadah dalam rangka memperbaiki diri di tahun 1445 H, ada baiknya jika kita menggunakan konsep-konsep manajemen modern. Salah satunya adalah konsep SMART. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh George T. Doran dalam Majalah Management Review tahun 1981.

SMART adalah akronim dari Specific (spesifik), Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant (relevan), Time base (tenggat waktu). Smart juga bermakna cerdas. Dengan menggunakan konsep SMART, rencana ibadah dibuat dengan cara cerdas dan terarah sehingga akan menghasilkan rencana ibadah terbaik untuk tahun 1445 H.


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)

 

Specific

Saat membuat perencanaan hendaknya jelas tujuannya dan spesifik kegiatannya. Tujuan yang jelas dan kegiatan yang spesifik akan membuat kita lebih fokus dan lebih mudah dalam melaksanakan rencana nantinya. Agar kita dapat membuat rencana yang spesifik maka diperlukan data pendukung terkait rencana tersebut.

Misalnya kita akan membuat rencana untuk merutinkan berkurban setiap tahun. Untuk itu, kita harus menentukan hewan kurban apa yang akan kita pilih, misalnya kambing dengan harga kisaran Rp. 2.400.000. Setelah itu, kita buat rencana untuk menabung rutin setiap bulannya mulai bulan Muharram ini.

Pada rencana di atas, tujuannya jelas yaitu merutinkan kurban setiap tahun. Spesifik juga jenis hewan kurbannya yaitu kambing dengan kisaran harga Rp. 2.400.000. Dana untuk pembelian hewan kurban akan ditabung secara rutin setiap bulannya mulai bulan Muharram.

Measurable

Rencana yang dapat diukur (measurable) akan memudahkan kita untuk melacak sampai dimana langkah pelaksanaan yang telah kita lakukan. Selain itu, dengan rencana yang dapat diukur akan menjadi motivasi diri untuk terus secara istiqamah melanjutkan dan meningkatkan capaian dari waktu ke waktu.

Untuk contohnya kita gunakan kembali rencana merutinkan kurban setiap tahun. Misalkan dibuat rencana bahwa kita akan berkurban satu ekor kambing dengan jumlah dana yang harus ditabungkan minimal Rp. 200.000 setiap bulannya.

Dengan menetapkan jumlah hewan yang akan dikurbankan dan jumlah tabungan minimal, maka rencana yang kita buat telah memenuhi konsep dapat diukur (measurable). Jumlah dana yang ditabungkan setiap bulannya dicatat sehingga dapat diketahui dengan pasti jumlah dana yang sudah terkumpul.

Achievable

Konsep achievable menuntut kita agar membuat rencana yang realistis sehingga dapat dicapai. Islam melarang kita untuk panjang angan-angan karena akan menjadi peluang bagi iblis untuk menyesatkan kita.

Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan aku (Iblis) benar-benar akan menyesatkan mereka dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka ....” (QS. An-Nisaa’ [4]: 119). Konsep achievable bukanlah membuat angan-angan kosong, namun membuat harapan yakni sikap optimisme bahwa rencana tersebut dapat dicapai.

Kembali ke contoh rencana merutinkan kurban setiap tahun, dalam konsep achievable kita harus memastikan bahwa kita mampu menabung sebesar Rp. 200.000 per bulan. Kemampuan tersebut didukung dengan pendapatan bulanan yang jika digunakan sebagian untuk menabung, tidak akan mengganggu pos anggaran yang lainnya.


Saat membuat perencanaan hendaknya jelas tujuannya dan spesifik kegiatannya. (Foto : Ist)

 

Relevant   

Konsep relevan menuntut agar rencana yang dibuat selaras dan saling mendukung dengan rencana-rencana yang lainnya. Konsep relevan ada juga yang menyebut realistis. Oleh karenanya dalam menyusun rencana, harus relevan dan realistis.

Konsep relevan harus dapat menjawab bahwa rencana tersebut layak untuk diperjuangkan, waktunya tepat, bersesuaian dengan rencana yang lain dan rencana tersebut tepat dengan kondisi kita saat ini maupun yang akan datang.

Misal menabung Rp. 200.000 per bulan untuk berkurban adalah relevan dan realistis dengan kemampuan finansial kita. Terlebih lagi misalnya di lingkungan tempat kita tinggal terdapat masjid yang memfasilitasi untuk melakukan tabung kurban.

Time Base

Tenggat waktu wajib dinyatakan dalam rencana ibadah yang akan kita lakukan. Rencana yang memiliki tenggat waktu, akan memberikan batasan dan kepastian yang lebih tinggi terhadap realisasi dari rencana tersebut.

Dengan adanya tenggat waktu, kita juga akan lebih mudah menentukan waktu untuk beralih dan melanjutkan pelaksanaan rencana berikutnya. Allah SWT berfirman yang artinya: “Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah [94]: 7-8).

Misal merutinkan berkurban setiap tahun, menabung sejumlah uang setiap bulan pada tanggal tertentu dimulai pada bulan Muharram, itu adalah contoh penerapan konsep time base dalam menyusun rencana. Dengan demikian maka in syaa Allah ketika bulan Dzulhijjah datang, kita pun sudah siap untuk berkurban.  

Rencana yang memiliki tenggat waktu, akan memberikan batasan dan kepastian yang lebih tinggi. (Foto : Ist)
   

Wallahu a’lam bish-shawab.

          

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut