TANGERANG RAYA, iNewsSerpong.id - School of STEM Universitas Prasetiya Mulya baru saja merilis dua proyek penelitian. Kedua proyek penelitian itu menyangkut renewable energy, yakni alat uji untuk kerja turbin angin yang bersifat modular guna meningkatkan fleksibilitas dalam instalasi.
Dan, penelitian terkait dengan Sains dan Engineering untuk menyelesaikan masalah di bidang kesehatan (health care), yakni pengembangan platform kolaboratif antar rumah sakit untuk deteksi Pneumonia dan Computer Assisted Medical Intervention untuk Kateterisasi Jantung.
Adapun proyek penelitian itu melibatkan Agung Alfiansyah, Ph.D dari Faculty Member program Computer Systems Engineering dan Setiawan, M.Sc. dari Facluty Member Renewable Energy Engineering.
Demikian diungkapkan Head of Co-operative Education Program & External Relations, School of STEM, Universitas Prasetiya Mulya, Faizah Sari, di Ruang Kantor Coop, Kampus BSD, Universitas Prasetiya Mulya, Kamis (27/7/2023).
Kerja Turbin Angin
Tim peneliti dari prodi Renewable Energy Engineering STEM Prasetiya Mulya bersama Mitra PT Semesta Energy Services (SES), sedang mengembangkan alat uji untuk kerja turbin angin yang bersifat modular guna meningkatkan fleksibilitas dalam instalasi.
Proyek penelitian yang dikolaborasikan meliputi analisa keseragaman aliran, sistem kendali otomatis kecepatan fan, pengukuran dan akuisisi data (torsi, kecepatan angin, dan power output), serta pembuatan GUI yang user friendly.
Proyek ini mendapatkan dana melalui program Matching Fund, Kedaireka oleh Kemdikbudristek 2023. Mahasiswa yang turut belajar dan berpartisipasi pada proyek turbin angin ini adalah mahasiswa prodi Renewable Energy Engineering
Sedang proyek penelitian yang digarap Agung Alfiansyah dari prodi Computer System Engineering STEM Prasetiya Mulya terkait dengan Sains dan Engineering untuk menyelesaikan masalah-masalah di bidang kesehatan (health care).
Pertama, pengembangan platform kolaboratif antar rumah sakit untuk deteksi Pneumonia. Adapun Pneumonia cukup banyak diderita oleh penduduk Indonesia, terutama di kalangan anak-anak.
Diagnosis yang dilakukan secara dini dan diikuti penanganan yang baik akan membantu mempercepat proses penyembuhan penyakit tersebut. Telah dikembangkan sebuah sistem berbasis Artificial Intelligence.
Tujuannya untuk menyelesaikan masalah secara cepat dan teliti dengan melatih sistem komputer menggunakan data radiologis pasien yang diperoleh dari dari berbagai rumah sakit, melalui platform kolaborasi yang dikembangkan.
Melalui platform tersebut, informasi data pasien yang disimpan di dalam sistem dan merupakan data sensitif bisa dijaga kerahasiaannya tanpa mengurangi kualitas dan reliabilitas dari sistem AI yang dikembangkan.
Tim peneliti dari prodi Renewable Energy Engineering STEM Prasetiya Mulya bekerja sama mitra PT Semesta Energy Services. (Foto : School of STEM UPM)
Sistem ini juga diharapkan bisa mengurangi bias dan ketidakseimbangan data dari berbagai rumah sakit yang tersebar di Indonesia, terutama dalam konteks pengembangan AI.
Proyek ini dilakukan secara bersama oleh INSA CVL (Perancis) dan didanai oleh ISIF ASIA
Kedua, Computer Assisted Medical Intervention untuk Kateterisasi Jantung. Penyakit jantung merupakan "silent killer" di banyak negara di dunia, dan sayangnya ketersediaan dokter spesialis penyakit ini juga tidak menyebar secara merata sehingga penanggulangan secara cepat kadang sulit dilakukan.
Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan sebuah sistem yang bisa digunakan untuk membantu para dokter spesialis penyakit jantung melakukan operasi jantung.
Sebelum operasi dilakukan, para dokter bisa mengidentifikasi terlebih dahulu sumbatan pembuluh darah yang merupakan target yang akan dicapai. Selama operasi dilakukan para dokter akan dipandu oleh satu sistem visual yang mengarahkan catetheter jantung menuju target tersebut.
Agar navigasi bisa dilakukan secara baik, maka diperlukan teknik yang bisa digunakan untuk menggabungkan data sebelum dan pada saat operasi dilakukan.
Hal yang mirip dengan sistem navigasi pada saat kita berkendara, dimana kita sudah mempunyai peta sebelumnya dan digabungkan dengan data GPS yang bisa menunjukkan posisi secara realtime.
Sistem navigasi pada saat operasi juga mampu memandu melakukan intervensi dengan cepat dan presisi sehingga mengurangi resiko infeksi, paparan radiasi sinar-X, mempercepat proses penyembuhan pasien dan menurunkan cost yang harus ditanggung pasien.
Sistem ini diharapkan juga bisa membantu dokter melakukan evaluasi sesudah intervensi dilakukan oleh dokter.
Proyek penelitian ini bekerjasama dengan TE-ITB, FK-UNS dan UII yang dibiayai oleh BRIN/LPDP dengan skema Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju. (*)
Pengembangan platform kolaboratif antar rumah sakit untuk deteksi Pneumonia. (Foto : School of STEM UPM)
Editor : Syahrir Rasyid