get app
inews
Aa Read Next : HIKMAH JUMAT : Jangan Mau Kalah oleh Toko Sebelah

HIKMAH JUMAT : Sekedar Jangan Dilupakan

Jum'at, 25 Agustus 2023 | 05:37 WIB
header img
Harta kekayaan atau kenikmatan dunia lainnya bukanlah untuk kesombongan atau keangkuhan. (Foto : Ist)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. - Dosen Universitas Buddhi Dharma & Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina

KITA SERING mendengar orang yang mengatakan tidak ada waktu untuk beribadah. Ada juga yang mengatakan, ibadah mah nanti aja kalau sudah pensiun. Mumpung masih muda, masih sehat dan kuat, kita harus bekerja keras untuk keluarga dan bekal tua nanti.

Perkataan di atas sekilas sangat logis dan masuk akal. Namun kalau dipahami lebih lanjut, sejatinya kalimat-kalimat di atas dapat menyesatkan banyak orang yang mendengar atau membacanya.

Bagaimana tidak, pada kalimat-kalimat di atas, seolah-olah kehidupan ini dia yang mengatur. Dia lupa bahwa hidup dan mati itu sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Dia juga lupa bahwa banyak orang yang masih muda, sehat dan kuat, namun tiba-tiba meninggal.

Menumpuk-numpuk harta memang sangat menyenangkan. Bangga dengan kemewahan dunia adalah hal yang biasa dilakukan oleh sebagian orang sejak dahulu kala. Mungkin kita masih ingat kisah Karun yang kekayaannya bisa jadi tidak ada yang sanggup menandinginya hingga saat ini.

Kisah Karun

Karun adalah sepupu sekaligus pengikut setia Nabi Musa AS yang taat beribadah namun miskin serta memiliki banyak anak. Beberapa kali Karun meminta Nabi Musa AS untuk mendo’akannya agar menjadi orang kaya.

Singkat cerita, akhirnya Nabi Musa pun mendo’akan Karun untuk menjadi orang kaya dan dikabulkan oleh Allah SWT. Karun pun menjadi orang kaya dan terus bertambah kaya sehingga dia lupa untuk beribadah karena disibukkan dengan mengurus hartanya.

Karun enggan untuk bersedekah dan mengeluarkan zakat dari hartanya. Jadilah Karun orang yang sombong dan kikir, yang kemudian diabadikan kisahnya oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash [28] ayat 76 yang artinya:

Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta dan kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.”

Bukti kesombongan dan kekikiran Karun dapat dipelajari pada surat Al-Qashash ayat 76 - 82. Akibat dari perbuatannya itu, akhirnya Karun pun dibenamkan ke dalam tanah bersama dengan seluruh harta kekayaannya.

Allah SWT berfirman yang artinya: “Maka kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” (QS. Al-Qashash [28]: 81).


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Berita iNews Serpong di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut