Baginda Rasulullah SAW adalah seorang tokoh atau pemimpin yang ucapannya adalah perbuatannya. Apa pun yang beliau perintahkan, Baginda Rasulullah SAW adalah orang yang pertama melakukannya. Tidak ada satu pun perintah yang beliau instruksikan, kecuali beliau telah melaksanakannya.
Berbeda dengan kita, manusia, tokoh atau pemimpin saat ini, kita paling pintar memberikan contoh namun tidak bisa menjadi contoh. Baginda Rasulullah SAW adalah sosok yang tidak hanya memberikan contoh, namun sosok yang benar-benar menjadi contoh atau teladan bagi siapa pun.
Keteladanan Baginda Rasulullah SAW diakui pula oleh tokoh-tokoh non muslim dunia. Sebut saja misalnya Michael H. Hart seorang astrofisikawan Yahudi – Amerika dalam bukunya The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History, menyebutkan Baginda Rasulullah SAW sebagai manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah peradaban manusia.
Adapun Mahatma Gandhi, seorang tokoh spiritual Hindu sekaligus politikus ternama dari India menyatakan bahwa bukanlah pedang yang membuat Islam jaya, melainkan karena Nabi Muhammad datang dengan membawa cinta kasih dan kesederhanaan.
Begitu pula dengan Will Durant, seorang pakar sejarah dan filosof dari Amerika yang menyatakan bahwa apabila dilihat dari sepanjang sejarah, Nabi Muhammad adalah orang yang paling agung sebab begitu besar pengaruhnya terhadap manusia, oleh karenanya kebesarannya tampak jelas.
Tentu bagi orang yang beriman, ada atau pun tidak adanya pendapat dari orang-orang non muslim tentang Baginda Rasulullah SAW bukanlah sebuah masalah. Adanya pendapat mereka yang mengakui kemuliaan akhlak Baginda Rasulullah SAW hanyalah mengkonfirmasi bahwa kemuliaan akhlak Baginda Rasulullah SAW pun diakui oleh mereka.
Oleh karenanya, bagaimana bisa seorang mukmin tidak mengakui kemuliaan akhlak Baginda Rasulullah SAW? Terlebih lagi, Allah SWT telah memuji Baginda Rasulullah SAW dengan menyebutkan bahwa beliau benar-benar memiliki budi pekerti yang luhur. Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS. Al-Qalam [68]: 4).
Dengan demikian, di bulan yang istimewa ini mari kita tingkatkan pemahaman kita terhadap diri dan juga ajaran Baginda Rasulullah SAW. Jangan sampai peringatan maulid Nabi Muhammad SAW hanyalah sekedar seremonial yang tidak memberikan dampak terhadap keimanan dan amal kita.
Allah SWT menjadikan sikap meneladani Rasulullah SAW yang diimplementasikan dalam bentuk mengikuti segala ajarannya, sebagai bukti cinta kita kepada Allah SWT. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya yang artinya:
“Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran [3]: 31).
Keteladanan Baginda Rasulullah SAW diakui pula oleh tokoh-tokoh non muslim dunia. (Foto : Ist)
Editor : Syahrir Rasyid