get app
inews
Aa Text
Read Next : Tips Tidak Terlihat Berantakan, Begini Cara Buat Feed Instagram Nyambung di Canva

Instagram dan Snapchat Digugat Seorang Ibu, Putrinya Bunuh Diri Karena Depresi

Senin, 24 Januari 2022 | 06:23 WIB
header img
Seorang ibu di AS menggugat Instagram dan Snapchat terkait kasus bunuh diri putrinya. (Foto : Reuters)

SAN FRANCISCO, iNewsSerpong.id - Selena dari Connecticut, Amerika Serikat, bunuh diri. Keluarga bocah perempuan 11 tahun itu menyalahkan platform media sosial Instagram dan Snapchat sebagai pemicu anak itu mengakhiri hidup berujung gugatan pengadilan.

Ibu mendiang, Tammy Rodriguez, mengatakan putrinya kecanduan Instagram dan Snapchat sehingga mengalami depresi, gangguan makan, dan kurang tidur, sebelum bunuh diri. Tammy mengajukan gugatan terhadap dua induk perusahaan, masing-masing Meta dan Snap, ke pengadilan federal San Francisco pada Kamis lalu.

Dalam materi gugatan disebutkan, produk kedua perusahaan itu lemah dari pengawasan orangtua. Selain itu kedua platform berusaha mengeksploitasi kerentanan pengguna. Dampaknya, Selena harus berjuang selama lebih dari 2 tahun mengatasi kecanduan yang ekstrem sebelum bunuh diri pada Juli 2021.


Seorang ibu di AS menggugat Instagram dan Snapchat terkait kasus bunuh diri putrinya (Foto: Reuters)

Platform media sosial itu memiliki persyaratan yakni hanya mereka berusia 13 tahun ke atas boleh membuat akun, namun tidak memiliki fitur verifikasi usia yang kuat. Tidak adanya kontrol orangtua membuat para ibu hampir tidak mungkin membatasi waktu anak-anak mereka berinteraksi di media sosial.

"Satu-satunya cara bagi Tammy Rodriguez untuk membatasi akses ke produk tergugat secara efektif adalah menyita perangkat Selena," demikian bunyi gugatan, seperti dikutip dari RT, Minggu (23/1/2022).  Setelah ponsel disita, Selena tak kehabisan akal yakni mencari perangkat lain di luar rumah untuk mengakses akunnya.

Matthew Bergman, pengacara keluarga Tammy yang juga pendiri Pusat Hukum Korban Media Sosial, mengatakan ada permasalahan pelik dialami para remaja di AS terkait dengan media sosial. “Ada epidemi kesehatan mental di kalangan remaja Amerika,” kata Bergman, kepada Bloomberg. 

Dia juga menangani kasus serupa pekan lalu, yakni seorang ibu di Oregon yang mengeluhkan putranya mengalami gangguan mental. Korban merupakan remaja 15 tahun yang juga kecanduan produk Meta dan Snap.

Kecemasan atas dampak pengguna media sosial di kalangan anak-anak dan remaja menjadi sorotan di AS, bahkan pembahasannya sampai ke Senat.  Bos perusahaan teknologi raksasa Meta (dulu Facebook) Mark Zuckerberg sampai dihadirkan dalam dengar pendapat.

Zuckerberg dilaporkan oleh pegawainya, seorang manajer produk bernama Frances Haugen, atas tuduhan lebih memprioritaskan uang daripada keselamatan anak-anak dan remaja. 

Perempuan lulusan Universitas Harvard itu juga menyerukan kepada Senat untuk membuat lebih banyak regulasi, khususnya terhadap Instagram. Haugen juga berbicara di depan komisi Parlemen Eropa, membahas dampak negatif media sosial terhadap pengguna. (*)


 

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut