JAKARTA, iNewsSerpong.id - Sebanyak 14 orang diduga pelaku pengeroyokan hingga meninggal terhadap kakek Wiyanto Halim (89) sudah menjalani pemeriksaan dikepolisian. Korban dikeroyok di wilayah Cakung, Jakarta Timur.
”Terkait hal ini kita sampai sore ini sudah melakukan pemeriksaan dan masih berlangsung. Ada 14 orang yang sudah kita amankan dan periksa terkait hal ini,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan, Senin (24/1/2022).
Dari total 14 orang yang diperiksa satu di antaranya adalah provokator yang meneriaki korban sebagai maling. Dia merupakan orang yang diserempet oleh korban sebelum insiden pengeroyokan itu terjadi.
"Dari 14 orang yang diperiksa ada satu yang motornya diserempet dan kemudian dia melakukan provokasi dengan teriakan maling. Sehingga orang disekitar mobil tersebut menduga mobil yang dicuri atau orang didalamnya pelaku curanmor,” ujarnya.
Zulpan menerangkan satu orang itu sudah mengakui jika dia memprovokasi warga di sekitar lokasi setelah sepeda motornya diserempet oleh korban. Namun, sejauh ini provokator tersebut belum ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Polisi baru menetapkan satu orang tersangka berinisial R yang berperan menganiaya korban hingga tewas. ”Pemilik motor yang senggol tersebut mengakui memprovokasi dengan teriakan maling, sehingga mengakibatkan warga beramai mengejar korban,” ungkapnya.
Sebelumnya viral video seorang lansia 89 tahun tewas dikeroyok warga. Awalnya, lansia tersebut dituduh sebagai pencuri mobil sehingga dikeroyok warga yang emosi. Kronologi peristiwa pengeroyokan yang terjadi di Jalan Pulo Kambing, Pulogadung, Jakarta Timur.
Korban dengan inisial HM (89) sedang mengemudi mobil berkecepatan tinggi dari Tebet, namun diteriaki maling di lokasi kejadian.”Jadi tak ada pencurian, itu salah,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Ahsanul Muqaffi pada Minggu (23/1/2022).
Ahsanul menambahkan, massa yang mengejar korban karena dikira maling itu lantas mengeroyok korban hingga tewas. Meski sempat ada polisi yang turut mengejar, tapi tak sempat menyelamatkan korban dari amukan massa. (*)
Editor : Syahrir Rasyid