Menghadapi Ketidakpastian Tantangan Keamanan Energi dan Transisi Energi di Dunia

Namun, pasokan baru diperlukan pada awal tahun 2030-an setelah ketersediaan di pasar berkurang pada awal tahun 2030-an. Dalam jangka panjang, harga LNG diperkirakan akan berkisar antara US$ 8 hingga US$ 9 per mmbtu yang dikirim ke Asia (dalam mata uang riil).
Oleh karena itu, proyek-proyek baru di sektor gas dan LNG harus bersaing dengan harga tersebut untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dr. Fereidun Fesharaki juga menekankan bahwa meskipun dunia sedang beralih ke energi hijau, percepatan transisi ini masih menjadi pertanyaan.
LNG dan gas akan terus memainkan peran sentral dalam transisi energi. Penambahan pasokan LNG baru mulai tahun 2025 akan memberikan peluang bagi Indonesia dan negara-negara pembeli lainnya di Asia dan Eropa untuk mendapatkan manfaat dari LNG yang lebih terjangkau, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Diskusi ini juga membahas strategi potensial untuk memastikan keamanan energi dan keterjangkauan di Indonesia.
Untuk memenuhi permintaan energi domestik yang terus meningkat, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari pendekatan realistis dalam memastikan pasokan LNG dan gas dari berbagai sumber internasional dan dalam negeri.
Dalam hal ini, negara harus mempertimbangkan insentif yang kompetitif untuk menarik investasi yang akan membawa sumber daya energi domestik Indonesia ke pasar global.
Namun, AS dan UE akan memberikan subsidi besar untuk energi bersih, sehingga Indonesia harus mempertimbangkan teknologi apa yang akan muncul dan bagaimana menghitung penurunan biaya sebelum mengalokasikan sumber daya yang signifikan.
Aris Mulya Azof, Ketua IGS, menyatakan, "Untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, Indonesia harus mencapai pertumbuhan PDB rata-rata sebesar 7 persen. Pembangunan semacam ini memerlukan pasokan energi bersih yang terjangkau. Pemerintah dan sektor industri harus berkolaborasi untuk menciptakan keseimbangan strategis antara pasokan gas lokal dan internasional, sambil meningkatkan kapasitas energi terbarukan."
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta