get app
inews
Aa Text
Read Next : HIKMAH JUMAT : We Are The Champions

HIKMAH JUMAT : Hidup Adalah Rangkaian Ujian

Jum'at, 24 November 2023 | 04:56 WIB
header img
Setiap ujian yang dihadapi pasti sudah disesuaikan kadar atau bobotnya dengan kualitas jiwa dan keimanan. (Foto : Ist)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si.- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; & Ketua PCM Kec. Pagedangan - Tangerang

SUNGGUH HIDUP ini adalah rangkaian ujian demi ujian yang datang silih berganti. Terkadang sedih berganti dengan bahagia, terkadang duka berganti dengan gembira. Begitulah hidup kita, hari demi harinya adalah tahapan ujian yang harus dilalui dengan sebaik-baiknya.

Allah SWT berfirman yang artinya: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk [67]: 2).

Terkait ayat di atas, pada tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa Allah menguji manusia dengan berbagai bentuk ujian atau memberikan cobaan kepada manusia di dunia ini, agar Allah dapat mengetahui siapa di antara manusia yang lebih baik amalnya atau yang lebih taat kepada Allah SWT.

Bahkan lebih jauh lagi Allah SWT menegaskan dalam Al Qur’an surat Al-Ankabut [29] ayat 2 yang artinya: “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?”

Berdasarkan ayat di atas, Allah SWT telah menyampaikan “pengumuman” kepada seluruh manusia, bahwa masing-masing dari kita akan diberikan ujian sesuai dengan kadar keimanan kita. Seperti peribahasa, semakin tinggi suatu pohon maka semakin kencang angin menerpanya.

Oleh karenanya, kita harus senantiasa siap untuk menerima ujian yang Allah SWT berikan dan senantiasa memberikan sikap yang terbaik dalam menghadapi setiap ujian yang dihadapi. Berat memang, tetapi yakinlah kita pasti dapat menghadapi dan melaluinya.

Yakinlah bahwa Allah SWT tidak akan pernah memberikan ujian atau beban kepada kita di luar batas kemampuan kita. Oleh karenanya, setiap ujian yang kita hadapi pasti sudah disesuaikan kadar atau bobotnya dengan kualitas jiwa dan keimanan kita.

Allah SWT berfirman yang artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 286). Oleh karenanya, kunci awal dalam menghadapi ujian adalah sikap optimis bahwa kita pasti mampu menghadapi ujian atau cobaan apa pun.

Namun demikian, setiap manusia hendaknya senantiasa mempersiapkan diri dan terus berusaha untuk dapat memberikan sikap terbaik dalam menghadapi ujian. Karena tidak jarang, ujian yang Allah SWT berikan sungguh terasa amat sangat berat.


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : iNewsSerpong)
 

Mari kita simak, firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah [2] ayat 214 yang artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?

Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

Pada ayat di atas dapat kita lihat bahwa ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada seseorang, memang bisa terasa amat sangat berat. Sampai-sampai pada ayat di atas dijelaskan bahwa Baginda Rasulullah SAW dan para sahabatnya pun bertanya tentang waktu datangnya pertolongan Allah.

Pada tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa betapa berat ujian yang diterima oleh Baginda Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Mereka ditimpa kemiskinan yang memuncak, penyakit, dan dikejutkan oleh bermacam-macam bala, sehingga mereka menganggap bahwa pertolongan Allah SWT sangatlah terlambat. Namun Allah SWT menjawab, pertolongan Allah itu amat dekat kedatangannya.

Bandingkan dengan ujian atau cobaan yang menimpa kita saat ini. Sudahkah kita merasakan bahwa ujian yang kita hadapi teramat sangat berat? Sudahkah kita merasakan bahwa ujian yang kita hadapi laksana sedang menggendong beban sambil mendaki bukit yang sangat tinggi?

Jika itu yang sudah kita rasakan, maka bersiaplah bahwa pertolongan Allah pasti akan segera datang. Bukankah setelah kita berjalan mendaki hingga puncak dakian akan ada turunan? Bukankah setelah gelapnya malam hari akan segera datang fajar tanda siang menjelang?

Allah SWT menjamin bahwa dalam setiap kesulitan apa pun yang kita hadapi,  pasti Allah akan berikan kemudahan. Perhatikan firman-Nya yang artinya: “Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah [94]: 5-6).

Dengan demikian, hadapilah rangkaian ujian demi ujian yang ada dalam hidup kita ini dengan penuh optimisme. Berikan sikap yang terbaik yang dapat kita lakukan. Karena dengan sikap seperti itulah, Baginda Rasulullah SAW akan kagum kepada kita sebagai umatnya yang beriman.

Baginda Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Alangkah mengagumkannya keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesulitan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.” (HR. Muslim).


Kunci awal dalam menghadapi ujian adalah sikap optimis bahwa pasti mampu menghadapi ujian atau cobaan apa pun. (Foto : Ist)
 

Sekali lagi, sikapilah ujian ini dengan sikap yang terbaik, yakni bersabar. Bersabar memang gampang diucapkan, tetapi sulit untuk dipraktikkan. Namun yakinlah, bahwa kita harus dan pasti bisa untuk bersabar dalam menyikapi rangkaian ujian yang kita hadapi.

Jangan sampai kita salah dalam bersikap dalam menghadapi rangkaian ujian kehidupan yang dapat menyebabkan datangnya murka Allah SWT. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT berfirman yang artinya:

“Siapa saja yang tidak rela menerima ketetapan-Ku (takdir-Ku) dan tidak sabar menghadapi ujian-ujian-Ku kepada dirinya, silakan dia mencari Tuhan selain Aku.” (HR. Ath-Thabrani dan Ibnu ‘Asakir).

Mengerikan bukan? Kepada siapa lagi kita akan berkeluh-kesah, jika bukan kepada Allah? Kepada siapa lagi kita akan memohon pertolongan, jika bukan kepada Allah? Allah-lah yang memberikan ujian kepada kita, maka Allah pulalah yang akan memberikan jalan keluarnya.

Pembaca yang budiman, ketahuilah bahwa ujian itu bukanlah selalu dalam bentuk kesulitan. Sejatinya, ujian yang terberat adalah ujian dalam bentuk kenikmatan. Betapa banyak manusia yang tergelincir dan akhirnya gagal melalui ujian dalam bentuk kenikmatan, kemudahan, kemewahan, dan bentuk-bentuk kesenangan lainnya.

Demi meraih kenikmatan atau bentuk kesenangan lainnya, banyak manusia yang akhirnya menghalalkan segala cara. Ketika kenikmatan itu pun diberikan oleh Allah SWT, manusia tersebut juga lupa untuk bersyukur, seolah-olah kenikmatan yang diraihnya bukan atas kemurahan Allah.

Perhatikanlah firman Allah SWT yang artinya: “Bermegah-megah telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.” (QS. At-Takatsur [102]: 1-4).

Begitulah hidup, setiap harinya adalah ujian. Hari-hari yang kita lalui, adalah rangkaian ujian demi ujian yang harus kita sikapi dengan baik. Diuji dengan kesulitan kita sikapi dengan kesabaran, diuji dengan kenikmatan kita sikapi dengan syukur. Dengan sabar dan syukur itulah, kita pantas menjadi penghuni surganya Allah SWT. (*)

 


Allah SWT menjamin bahwa dalam setiap kesulitan apa pun yang kita hadapi,  pasti Allah akan berikan kemudahan. (Foto : Ist)
 

Wallahu a’lam bish-shawab.

 

          

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut