JAKARTA, iNewsSerpong.id - Musim hujan masih terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Bahkan beberapa wilayah berpotensi banjir hingga menyebabkan bamyak penyakit, salah satunya leptospirosis..
Leptospirosis adalah infeksi bakteri langka yang didapat dari hewan. Penyakit ini menyebar melalui urin atau air kencing hewan, terutama anjing, hewan pengerat, dan ternak.
Dilansir dari website Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyakit ini diperkirakan menimbulkan 1,03 juta kasus terinfeksi dan 58.900 kematian. Biasanya negara-negara yang berpotensi terjangkit penyakit ini adalah yang beriklim tropis dan subtropis, terutama negara kepulauan.
Sementara Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) pada 2014 lalu juga pernah mencatat bahwa dari sekitar 3.000 panti asuhan yang berdiri di wilayah Jabodetabek, hanya 38 persen panti yang berfasilitas layak, meliputi pemenuhan fasilitas sanitasi yang berkesinambungan dengan kebersihan lingkungan panti. Terlebih risiko akan penularan penyakit juga bisa meningkat di lingkungan dengan fasilitas sanitasi buruk serta lingkungan padat penghuni seperti panti asuhan dan panti jompo.
Berkaca pada fakta itulah Winny Yunitawati, selaku Managing Director Brand Investment & Consumer Engagement Consumer, Cosmetics & Health Care SOS mengatakan, menjaga kebersihan merupakan langkah penting yang dibutuhkan guna mewujudkan lingkungan yang sehat dan nyaman.
“Hadirnya kegiatan CSR #BaktiSOSial ini sejalan dengan komitmen SOS untuk memberikan perlindungan bagi keluarga, rumah dan lingkungan sekitar, melalui kebiasaan hidup bersih dan sehat agar bebas dari kuman, virus dan bakteri berbahaya. Hingga saat ini, program CSR #BaktiSOSial melakukan aksi bersih-bersih yang dilakukan bersama Tim SOS dengan jaringan komunitas relawan Dompet Dhuafa dan penghuni panti,” kata Winny Yunitawati.
Tempat tinggal dengan sanitasi yang buruk juga menjadi tempat bakteri hidup. Bakteri berada di dalam ginjal para hewan, dan ketika hewan-hewan itu mengeluarkan urin yang mengandung bakteri leptospira interrogans, manusia bisa tertular.
Bakteri tersebut akan menyerang tubuh melalui kulit, seperti goresan, luka terbuka, atau area kering. Bisa juga masuk melalui hidung, mulut, atau alat kelamin. Penyakit ini tidak menular, namun bisa ditularkan melalui hubungan seks atau menyusui.
Gejala leptospirosis akan muncul dalam waktu dua minggu setelah tertular, meskipun dalam beberapa kasus tidak ada gejala sama sekali. Namun gejala yang bisa ditimbulkan seperti sakit kepala, sakit otot, penyakit kuning, muntah, diare, ruam kulit, dan gejala seperti flu dan meningitis.
Lantas apakah penyakit leptospirosis bisa dicegah? Dilansir dari Webmd, Minggu (11/2/2024) berikut caranya:
1. Hindari air yang tidak aman.
Ketika menghadapi situasi banjir atau musim hujan, sebaiknya jangan konsumsi sembarangan air untuk minum ataupun mandi. Ingat leptospirosis bisa masuk melalui lubang tubuh.
2. Jauhkan hewan yang terinfeksi dari rumah
Di negara maju, hewan ternak biasanya divaksinasi, sehingga risikonya jauh lebih kecil. Jika hewan sakit, hindari gigitan dan cairan tubuh.
3. Jaga kebersihan rumah
Di negara-negara dengan sanitasi yang buruk, leptospirosis lebih umum terjadi dan mungkin sulit untuk dihindari. Jadi, ketahui gejalanya dan dapatkan bantuan jika Anda sakit.
4. Gunakan disinfektan
Pemutih, Lysol, larutan asam, dan yodium dapat mematikan bakteri. Salah satunya SOS juga sudah teruji efektif membunuh kuman, virus dan bakteri berbahaya, serta memberikan wangi yang tahan lama, sehingga bisa membantu menjaga kesehatan keluarga, khususnya anak dan orang tua.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid