Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa menurut Ali bin Abi Thalib RA, memelihara diri dan keluarga dari api neraka dapat dilakukan dengan cara mendidik dan mengajarkan ilmu (agama) kepada seluruh anggota keluarga.
Selanjutnya, Allah SWT menyebutkan nama-nama ayah hebat di dalam Al-Qur’an, baik dari kalangan para nabi dan rasul, maupun manusia biasa. Sebut saja nama dari kalangan nabi dan rasul seperti Nabi Nuh, Nabi Luth, Nabi Ibrahim, Nabi Zakaria, dan nabi-nabi lainnya.
Sementara itu, dari kalangan manusia biasa, Allah SWT mengabadikan satu nama ayah hebat yaitu Luqman Al Hakim. Tidak hanya disebutkan namanya, Luqman Al Hakim juga dijadikan nama salah satu surat dalam Al-Qur’an yaitu surat Luqman yakni surat yang ke-31.
Jika kita baca satu per satu kisah para ayah hebat yang terdapat di dalam Al-Qur’an tersebut, tentu kita akan mendapatkan kesimpulan betapa berat dan besarnya tanggung jawab seorang ayah dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya.
Hanya ayah yang menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baiklah yang namanya Allah abadikan di dalam Al-Qur’an. Tidak dapat dibantah lagi bahwa nama-nama tersebut adalah figur ayah terbaik yang Allah pilihkan bagi para ayah di era sekarang.
Mungkin ada yang bertanya, bukankah putra pertamanya Nabi Nuh yang bernama Kan’an adalah durhaka dan tidak beriman? Ya, itulah kisah yang Allah sampaikan di dalam Al-Qur’an. Namun, sebagai seorang ayah, Nabi Nuh telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
Nabi Nuh telah mengajarkan Kan’an dengan baik, namun kembali lagi bahwa urusan hidayah bukanlah kewenangan manusia. Hidayah adalah kewenangan mutlak Allah SWT. Walaupun Nabi Nuh berharap agar anaknya selamat dari azab Allah, namun Allah berkehendak lain.
Kisah ini diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 45 yang artinya: Dan Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.”
Permohonan Nabi Nuh Allah jawab dalam ayat yang ke-46 yang artinya: Dia (Allah) berfirman: “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya). Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.”
Tak bisa dipungkiri betapa berat dan besar tanggung jawab seorang ayah dalam mendidik dan membimbing dan membesarkan anak-anaknya. (Foto: Ist)
Editor : Syahrir Rasyid