Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang
SYIRIK ADALAH dosa terbesar dalam Islam, yang berarti menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, baik itu dalam bentuk menyembah makhluk, benda, atau kekuatan selain Allah. Allah SWT dengan tegas melarang umat-Nya untuk melakukan perbuatan syirik, karena tauhid (mengesakan Allah) merupakan fondasi utama dari iman seorang Muslim.
Secara bahasa, kata “syirik” berasal dari bahasa Arab “syarika”, yang berarti “sekutu” atau “menyekutukan”. Dalam istilah syar’i, syirik berarti mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain dalam hal yang menjadi hak khusus Allah, seperti penyembahan, kekuasaan, dan pengaturan alam semesta. Terdapat beberapa kategori syirik, sebagaimana dipaparkan berikut ini.
Syirik Besar (Syirik Akbar)
Syirik akbar adalah perbuatan menyekutukan Allah secara terang-terangan, baik dalam aspek rububiyah (kekuasaan), uluhiyah (ibadah), maupun asma’ wa sifat (nama-nama dan sifat Allah). Syirik ini membuat seseorang keluar dari Islam dan jika seseorang meninggal dalam keadaan melakukan syirik akbar tanpa bertaubat, maka ia akan dihukum dengan neraka selama-lamanya.
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya." (QS. An-Nisa [4]: 48).
Ayat di atas menunjukkan betapa beratnya dosa syirik, di mana Allah dengan tegas menyatakan bahwa syirik adalah satu-satunya dosa yang tidak akan diampuni jika seseorang tidak bertaubat sebelum ajal menjemput.
Beberapa contoh dari syirik akbar adalah menyembah berhala atau patung atau simbol-simbol lain yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Contoh lainnya adalah mempercayai bahwa ada Tuhan lain selain Allah.
Perhatikan firman Allah Ta’ala yang artinya: "Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas [112]: 1-4).
Contoh yang terakhir adalah berdo’a kepada selain Allah. Dalam konteks ini, do’a yang dimaksud dapat berupa meminta pertolongan atau perlindungan kepada selain Allah, seperti kepada roh, wali, atau orang-orang yang telah meninggal, adalah syirik besar. Dalam Islam, do’a hanya boleh ditujukan kepada Allah, dan setiap bentuk do’a kepada selain-Nya adalah syirik.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : iNewsSerpong)
Editor : Syahrir Rasyid