Total portofolio kredit konsumer naik 13,1 persen YoY menjadi Rp216,5 triliun, didorong oleh KPR yang tumbuh 10,7 persen YoY mencapai Rp130,4 triliun dan KKB yang meningkat 17,9 persen YoY menjadi Rp64,1 triliun.
Outstanding pinjaman konsumer lainnya, yang mayoritas adalah kartu kredit, juga meningkat 15,0 persen YoY mencapai Rp21,9 triliun.
Dalam hal pembiayaan berkelanjutan, penyaluran kredit tumbuh 10,7 persen YoY mencapai Rp214 triliun per September 2024, berkontribusi sekitar 24,3 persen dari total portofolio pembiayaan.
Pertumbuhan kredit yang solid diikuti dengan terjaganya kualitas pembiayaan perseroan. Rasio loan at risk (LAR) mencapai 6,1 persen per September 2024, membaik dari 7,9 persen setahun lalu, sementara rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga di angka 2,1 persen.
Pencadangan NPL dan LAR berada pada tingkat yang memadai, masing-masing 193,9 persen dan 73,5 persen. Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) meningkat 3,4 persen YoY menjadi Rp1.125 triliun.
Dana giro dan tabungan (CASA) menyumbang sekitar 82 persen dari total DPK, tumbuh 5,2 persen mencapai Rp915 triliun.
Pertumbuhan CASA yang terjaga sejalan dengan peningkatan total frekuensi transaksi BCA sebesar 21 persen YoY, mencapai 26 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024.
Dari sisi pendapatan bunga bersih (net interest income/NII), BCA mencatat pertumbuhan sebesar 9,5 persen YoY, mencapai Rp61,1 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2024.
Pendapatan selain bunga juga naik 13,5 persen YoY jadi Rp19,0 triliun, didorong kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 7,0 persen YoY. Total pendapatan operasional mencapai Rp80,1 triliun, naik 10,4 persen YoY. (*)
Editor : Syahrir Rasyid