get app
inews
Aa Text
Read Next : HIKMAH JUMAT : Ujian Bagi Seorang Pemimpin

HIKMAH JUMAT : We Are The Champions

Jum'at, 13 Desember 2024 | 07:55 WIB
header img
Keimanan adalah pondasi utama untuk meraih kemenangan dan menjadi seorang juara. (Foto: Ist)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang

JUDUL Hikmah Jumat kita pekan ini terasa sudah akrab di telinga kita. Ya, ini adalah judul dari sebuah lagu yang populer sejak 1977. Lagu ini terdapat dalam album News of The Word miliknya grup musik Queen, ciptaan sang vokalis yaitu Freddie Mercury.

Namun tentunya bukan grup Queen yang akan kita bahas, bukan pula lirik atau nada dari lagu We Are The Champions. Yang akan kita bahas adalah champios dalam perspektif Islam, yakni kemenangan yang hakiki bagi seorang muslim.

Jika kita mencari arti kata champions di dalam berbagai kamus Bahasa Inggris, maka kita akan menemukan padanan kata champions dalam Bahasa Indonesia seperti juara atau jagoan. Untukitu, padanan kata champions yang digunakan dalam artikel ini adalah juara.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna dari juara adalah orang atau regu yang mendapat kemenangan di pertandingan terakhir. Selain itu, juara dapat juga dimaknai sebagai orang yang gagah berani, ahli, atau terpandai di suatu pelajaran.

Dalam Islam, champions atau juara itu adalah kemenangan sejati yang tidak hanya terletak pada pencapaian duniawi, melainkan juga pada keberhasilan seseorang dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Champios atau juara adalah orang yang paling beruntung dalam pandangan Allah. Perhatikan firman Allah Ta’ala yang artinya: "Dan barang siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung (berjaya)." (QS. Ali Imran [3]: 185)

Ayat ini menegaskan bahwa kemenangan sejati adalah terbebas dari siksa neraka dan memperoleh surga sebagai balasan atas amal shaleh di dunia. Kemenangan yang dimaksud tidak hanya bersifat individu, tetapi juga kolektif, yaitu tercapainya masyarakat yang adil, sejahtera, dan taat kepada Allah Ta’ala.

Sejatinya, setiap kita adalah juara. Karena kita terlahir dari jutaan sel sperma ayah kita yang berjuang untuk membuahi sel telur ibu kita, namun hanya satu yang berhasil membuahi, dan jadilah kita. Oleh karenanya, sejatinya kita adalah juara. 

Dalam Islam, seorang champion atau juara adalah mereka yang memiliki karakter tertentu yang membuatnya layak mendapatkan kemenangan dunia maupun akhirat. Beberapa karakter yang dimilikinya antara lain seperti yang dipaparkan berikut ini.


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto: Ist)
 

Keimanan yang Kokoh

Keimanan adalah pondasi utama untuk meraih kemenangan dan menjadi seorang juara. Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang mengucapkan ‘La ilaha illallah’ dengan penuh keyakinan di hatinya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan keimanan yang kuat akan mampu membuat seseorang tidak mudah terpengaruh oleh godaan dunia dan tetap fokus pada tujuan akhir, yaitu ridha Allah. Baginya, kemenangan di dunia tiadalah artinya jika tidak disertai ridha Allah yang pada gilirannya akan membuat dirinya menjadi pecundang di akhirat kelak. 

Sabar dalam Menghadapi Ujian

Kemenangan tidak selalu datang dan dapat diraih dengan mudah. Setiap perjalanan menuju kemenangan sering kali diwarnai ujian dan cobaan. Terkait hal ini Allah Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 153).

Kesabaran dalam menghadapi ujian adalah kunci untuk meraih kemenangan dan menjadi seorang juara. Nabi Yusuf AS adalah contoh nyata seorang champion yang mampu mengatasi ujian dengan sabar dan akhirnya diangkat menjadi pemimpin di Mesir.

Berkarya dan Beramal Shaleh

Seorang pemenang sejati tidak hanya berdiam diri, tetapi juga aktif dalam beramal shaleh. Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal shaleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 82).

Amal shaleh mencakup berbagai aspek kehidupan, baik yang bersifat ibadah langsung vertikal kepada Allah seperti shalat dan puasa, maupun amal sosial horizontal seperti membantu sesama.Oleh karenanya karya dan amal shaleh dalam Islam sangatlah luas.

Terkait dengan champion atau juara, Islam mencatat banyak tokoh yang dapat dijadikan sebagai inspirasi bagi siapa pun yang ingin menjadi juara. Salah satu contohnya adalah champion sejati dalam Islam yaitu Khalid bin Walid RA, yang dikenal sebagai “Pedang Allah”. 

Khalid bin Walid sebelumnya adalah seorang yang menentang Islam, tetapi setelah memeluk agama ini, ia menjadi salah satu pejuang terhebat yang pernah dikenal sejarah. Keberhasilan Khalid tidak hanya dalam pertempuran, tetapi juga dalam pengabdian total kepada Allah SWT. 

Beliau pernah berkata: "Aku tidak pernah tidur nyenyak dalam keadaan lalai, dan aku tidak pernah bangun tidur tanpa bersiap untuk berjihad di jalan Allah." Namun, kehebatan Khalid bin Walid tidak serta merta membuat Khalifah Umar bin Khatab mempertahankan beliau sebagai panglima perang. 


Sejatinya, setiap manusia adalah juara. Karena terlahir dari jutaan sel sperma ayah yang berjuang membuahi sel telur ibu, namun hanya satu yang berhasil membuahi. (Foto: Ist)
 

Ketika Khalid akhirnya dicopot dari jabatannya, beliau tetap menerima keputusan itu dengan lapang dada. Hal ini menunjukkan bahwa baginya, kemenangan adalah menjalankan amanah dengan ikhlas, bukan sekadar meraih kedudukan.

Memang, dalam perjalanan hidupnya seorang Muslim selalu dituntut untuk terus berjuang.Perjuangan ini mencakup tiga dimensi utama. Yang pertama adalah perjuangan melawan hawa nafsu. 

Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Pejuang yang sejati adalah orang yang mampu melawan hawa nafsunya demi taat kepada Allah.” (HR. Tirmidzi). Melawan hawa nafsu adalah perjuangan paling berat tetapi sekaligus paling penting dalam Islam.

Perjuangan yang kedua adalah perjuangan melawan ketidakadilan. Seorang Muslim harus berusaha menegakkan keadilan, baik dalam skala kecil di lingkungan keluarga, lingkungan sekitar maupun dalam skala besar seperti negara.

Perhatikan firman Allah Ta’ala yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap diri kalian sendiri...” (QS. An-Nisa [4]: 135).

Yang terakhir adalah perjuangan melalui ilmu pengetahuan. Islam sangat menghargai ilmupengetahuan. Sejarah mencatat, bahwa kemenangan besar yang pernah diraih umat Islam, seperti masa kejayaan di era Abbasiyah, adalah hasil dari dedikasi terhadap ilmu pengetahuan.

Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al Mujadalah [58] ayat ke-11 yang artinya: “Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antarmu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” 

Tidak ada perjuangan yang sia-sia. Allah SWT memberikan janji yang jelas kepada mereka yang menjadi champion atau juara dalam Islam. Dalam Al-Qur’an surat Fussilat [41] ayat ke-30 Allah Ta’ala menjanjikan surga bagi sang champion atau juara yang artinya: 

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Rabb kami adalah Allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan berkata,‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu.’" (*)


Kemenangan tidak selalu datang dan dapat diraih dengan mudah. Setiap perjalanan menuju kemenangan sering kali diwarnai ujian dan cobaan. (Foto: Ist)

 

 

Wallahu a’lam bish-shawab.

 

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut