10. Aleksandr Lukashenko (2021)
Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko dianugerahi gelar ini atas segala tindakannya yang memajukan kegiatan kriminal terorganisasi dan korupsi. Panel yang terdiri dari enam jurnalis dan akademisi yang mempelajari tindak pidana korupsi tidak menemui kesulitan dalam memilih otokrat pasca-Soviet tersebut. Ini merupakan keputusan bulat pertama dalam satu dekade penghargaan OCCRP. Drew Sullivan, pendiri OCCRP, menyatakan, "Tahun ini merupakan tahun yang gemilang bagi korupsi, tetapi Lukashenko lebih menonjol dibandingkan yang lain."
11. Yevgeny Prigozhin (2022)
Nama Yevgeny Prigozhin mencuat setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 2022. Pendiri perusahaan jasa tentara bayaran ini tewas dalam kecelakaan pesawat pada 2023. Sejak awal invasi, Prigozhin terlibat dalam beberapa pertempuran paling sengit. Menurut OCCRP, oligarki Rusia ini menjadi representasi paling mencolok dari segala hal yang gelap di negaranya. Pendapatannya diraih dengan kekerasan brutal dan impunitas hukum yang ia terima dari Rusia. Dia melakukan kejahatan korupsi yang disponsori negara dengan cara yang tidak tertandingi oleh banyak orang lain. Sullivan menjelaskan bahwa penghargaan ini diberikan atas upayanya yang tak kenal lelah dalam memperluas jangkauan Rusia yang kejam dan korup, serta mendukung Putin sementara menghukum mereka yang menentang.
12. Maria Consuelo Porras (2023)
Maria Consuelo Porras, jaksa agung Guatemala, dianggap sebagai instrumen kunci dalam menggagalkan demokrasi dan berupaya mempertahankan kekuasaan pemerintah yang korup. Ia berusaha mencegah segala upaya untuk menjegal presiden terpilih, Bernardo Arevalo, dalam menjalankan jabatannya. Porras bertindak sebagai alat yang efisien bagi pemerintahan untuk merusak supremasi hukum. Langkah-langkah yang diambilnya, bersama sekutu-sekutunya, telah menjerumuskan negara terpadat di Amerika Tengah itu ke dalam krisis politik. "Porras melindungi apa yang disebut di Guatemala sebagai 'pakta para korup,' yang melibatkan pengusaha, politisi, anggota kejahatan terorganisasi, dan pensiunan jenderal yang korup," ungkap Maria Teresa Ronderos, direktur Centro Latinoamericano de Investigación Periodística (CLIP) dan salah satu juri OCCRP 2023. Porras juga diketahui melakukan kekerasan terhadap jaksa, jurnalis, dan aktivis yang jujur, serta merampas hak publik untuk memeriksa para pejabat.
Daftar ini mencerminkan individu dan entitas yang telah berkontribusi pada praktik korupsi dan kejahatan terorganisasi di seluruh dunia, menurut penilaian OCCRP. (*)
Editor : Syahrir Rasyid