get app
inews
Aa Text
Read Next : HIKMAH JUMAT : Meraih Kebahagiaan Sejati

HIKMAH JUMAT : Mi’rajnya Orang Beriman

Jum'at, 24 Januari 2025 | 05:45 WIB
header img
Bagi orang beriman, mi’raj bukan hanya perjalanan fisik, tetapi perjalanan rohani yang dilakukan setiap hari melalui ibadah, ketaatan, dan amal shaleh. (Foto: Ist) 

PENULIS : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang 

MI'RAJ, yang secara harfiah berarti “perjalanan naik,” adalah salah satu peristiwa yang paling berkesan dalam sejarah Islam. Mi’raj mengacu pada perjalanan Nabi Muhammad SAW ke langit yang terjadi dalam satu malam, di mana beliau menerima perintah shalat lima waktu langsung dari Allah Ta’ala.

Peristiwa ini tercatat dalam Al-Qur'an dan Hadits, serta menjadi pelajaran penting bagi umat Islam. Namun, dalam konteks kehidupan sehari-hari, mi’raj juga bisa diartikan sebagai perjalanan rohani seorang mukmin dalam mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.

Mi’raj Nabi Muhammad SAW sebagai Inspirasi Utama

Peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW merupakan perjalanan yang penuh makna dan hikmah. Allah berfirman: "Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. Al-Isra [17]: 1).

Dalam peristiwa tersebut, Nabi Muhammad SAW naik ke Sidratul Muntaha dan bertemu dengan para nabi sebelumnya. Di sana, beliau menerima perintah shalat lima waktu, yang menjadi pilar utama dalam ibadah umat Islam.

Shalat ini sendiri dapat dilihat sebagai mi’raj harian bagi setiap mukmin, sebuah cara untuk "naik" dan mendekatkan diri kepada Allah.

Mi’raj dalam Kehidupan Orang Beriman

Bagi orang beriman, mi’raj bukan hanya perjalanan fisik, tetapi perjalanan rohani yang dilakukan setiap hari melalui ibadah, ketaatan, dan amal shaleh. Mi’raj ini melibatkan hati yang ikhlas, jiwa yang bersih, dan usaha untuk meraih ridha Allah.

Allah berfirman: "Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya." (QS. Fathir [35]: 10). Ayat ini mengingatkan kita bahwa amal saleh adalah kendaraan yang akan membawa kita lebih dekat kepada Allah. 


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : iNewsSerpong)
 

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut