Luar Biasa, Teknologi AI DeepSeek Ditanamkan pada Mobil Listrik China
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/12/4f1cf_deepseek.jpg)
JAKARTA, iNewsSerpong.id -- Perusahaan rintisan kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek, kembali membuat gebrakan. Usai mengguncang saham ChatGPT. DeepSeek dikabarkan akan diintegrasikan pada mobil listrik China.
Langkah ini diambil untuk meningkatkan kenyamanan pengguna dalam mengoperasikan berbagai fitur kendaraan listrik.
Dilansir dari InsideEvs, Senin (10/2/2025), Geely menjadi produsen mobil pertama yang membenamkan teknologi AI ini dalam model kendaraan yang akan dipasarkan.
Sebagai perusahaan induk dari Zeekr, Polestar, dan Volvo, Geely mengumumkan rencana pengembangan “AI Domain Penuh untuk Kendaraan Pintar.”
Teknologi AI ini akan mencakup berbagai aspek pengalaman berkendara, mulai dari perintah suara hingga dasar untuk mengemudi secara otonom.
Selain itu, AI juga akan mendukung penelitian dan pengembangan kendaraan itu sendiri.
Geely menyatakan bahwa tujuan utamanya adalah menciptakan kecerdasan otonom yang hangat, berempati, dan terus berkembang. Di balik jargon pemasaran tersebut, produsen ini berambisi untuk meningkatkan kemampuan AI dalam kendaraan listriknya.
Untuk mencapai hal itu, Geely menggabungkan mobil listriknya dengan DeepSeek R1 melalui proses pelatihan penyulingan.
DeepSeek bertugas melatih dan menyempurnakan AI milik Geely. Dataset yang digunakan dalam pelatihan ini akan membantu kendaraan memahami ucapan dan perintah pengguna dengan lebih baik.
Namun, Geely bukan satu-satunya yang mengintegrasikan DeepSeek ke dalam kendaraannya. Merek Voyah dari Dongfeng juga mengumumkan bahwa crossover Courage EV dan MPV Dream akan menjadi kendaraan produksi massal pertama yang dilengkapi dengan AI terintegrasi dalam perangkat lunaknya.
Bagi Voyah, yang belum banyak dikenal di luar China, langkah ini tidak menjadi masalah besar. Namun, bagi Geely yang memiliki merek global seperti Volvo dan Polestar, integrasi AI ini perlu dilakukan dengan hati-hati.
Hal ini untuk menghindari potensi kecaman dari pemerintahan AS, terutama di era pemerintahan Donald Trump.
Geely sendiri telah memisahkan sebagian besar pengembangan perangkat lunak Volvo dan Polestar dari grup Geely lainnya.
Namun, kurangnya kolaborasi dalam pengembangan perangkat lunak ini kemungkinan besar akan menjadi tantangan bagi kedua merek tersebut, terutama jika mereka ingin terus menjual mobil di pasar AS. (*)
Editor : Syahrir Rasyid