5 Suku yang Mendiami Pulau Bali, Yuk Intip Keberagaman di Pulau Dewata

JAKARTA, iNewsSerpong.id - 5 suku yang mendiami Pulau Bali menunjukkan bahwa pulau ini bukan hanya destinasi wisata, tapi juga rumah bagi keberagaman etnis yang saling berdampingan. Di balik kemegahan pura dan semarak upacara adat, terdapat harmoni yang terbangun antara berbagai latar budaya.
Di balik gemerlapnya destinasi wisata dan kekayaan tradisi lokal, terdapat kelompok-kelompok masyarakat dari latar belakang berbeda yang telah lama menetap dan berbaur dalam harmoni. Mereka membawa serta bahasa, kebiasaan, hingga cara pandang yang berbeda, namun tetap menyatu dalam ritme kehidupan Bali yang damai.
Keberadaan lima suku ini menegaskan bahwa Bali bukan hanya tempat yang indah secara fisik, tapi juga kaya dalam keragaman manusia yang mengisinya. Yuk simak selengkapnya!
Suku Bali Aga adalah kelompok masyarakat asli Bali yang masih mempertahankan tradisi dan budaya kuno Bali sebelum pengaruh Hindu Majapahit masuk ke pulau ini. Mereka umumnya tinggal di desa-desa terpencil di Bali seperti di Tenganan, Trunyan, dan beberapa wilayah lain di Bali Timur dan Bali Utara.
Bali Aga dikenal dengan adat istiadat yang sangat kental, sistem sosial yang unik, serta tradisi ritual yang berbeda dari masyarakat Bali pada umumnya. Mereka menjaga warisan budaya leluhur secara ketat, termasuk dalam hal arsitektur rumah, upacara adat, dan pola hidup yang masih alami dan tradisional. Suku Bali Aga sering dianggap sebagai penjaga budaya Bali asli yang autentik.
Suku Nyama Selam adalah komunitas masyarakat Muslim yang tinggal di Bali dan menggabungkan budaya Bali dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Masyarakat Nyama Selam merupakan hasil akulturasi dari tiga suku besar, yaitu Bali, Jawa, dan Bugis, yang membawa karakter budaya masing-masing, seperti adat dan upacara dari Bali, kelembutan dan kebiasaan bertani dari Jawa, serta karakter keras dari Bugis.
Komunitas Tionghoa di Bali telah ada sejak abad ke-19 dan banyak bermukim di kota-kota besar seperti Denpasar dan Singaraja. Mereka berkontribusi di bidang perdagangan, kuliner, dan perbankan. Tradisi Tionghoa seperti perayaan Imlek dan Cap Go Meh juga turut memperkaya kehidupan sosial budaya di Bali.
Suku Sasak berasal dari Pulau Lombok, namun banyak yang menetap di Bali, terutama di wilayah Denpasar dan sekitarnya. Mereka dikenal sebagai pekerja keras di sektor konstruksi dan perdagangan. Kehadiran Suku Sasak juga memperkaya keragaman budaya di Bali, terutama dalam hal kuliner dan tradisi keagamaan Islam.
Imigrasi besar-besaran dari Pulau Jawa ke Bali terjadi sejak masa kolonial Belanda dan berlanjut hingga era transmigrasi. Suku Jawa di Bali umumnya bermukim di daerah perkotaan dan pesisir, membawa serta tradisi Islam, bahasa Jawa, dan kuliner khas seperti pecel dan soto. Mereka berkontribusi dalam bidang perdagangan, pertanian, dan sektor jasa.
5 suku yang mendiami pulau bali menandakan bahwa keberagaman suku di Pulau Bali menjadi fondasi kuat bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang toleran dan harmonis. Setiap suku membawa kekayaan budaya, tradisi, dan nilai-nilai yang saling melengkapi, sehingga Bali tidak hanya dikenal sebagai Pulau Dewata, tetapi juga sebagai pulau keberagaman.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta