get app
inews
Aa Text
Read Next : HIKMAH JUMAT : We Are The Champions

HIKMAH JUMAT : Amalan Istimewa di Bulan Muharram

Jum'at, 04 Juli 2025 | 05:48 WIB
header img
Muharram adalah momentum yang tepat bagi kita untuk memulai memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Foto: Ist)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan Kab. Tangerang)

TAK TERASA, sudah sepekan kita menjalani lembaran baru kehidupan di tahun 1447 H, yakni di bulan Muharram. Sebagai salah satu dari empat bulan bulan haram (suci) dalam Islam, maka bulan Muharram memiliki berbagai amalan istimewa yang sayang untuk dilewatkan.

Muharram adalah momentum yang tepat bagi kita untuk memulai memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karenanya, mari kita isi bulan Muharram ini dengan melakukan berbagai amalan istimewa, seperti yang dipaparkan berikut ini.

Menjauhkan Diri dari Berbagai Maksiat

Dalam bulan ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang hamba-Nya untuk berbuat aniaya (zalim) kepada diri sendiri, terlebih lagi kepada orang lain. Selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala mendorong hamba-Nya untuk memperbanyak amal kebajikan. Allah berfirman:

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam bulan yang empat itu." (QS. At-Taubah: 36).

Kita harus ingat bahwa di bulan Muharram ini, yang merupakan salah satu dari empat bulan haram, berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Pada bulan haram, setiap ibadah akan dilipatgandakan pahalanya, dan demikian pula dengan kemaksiatan, maka akan dilipatgandakan dosanya.

Memperbanyak Puasa Sunnah

Muharram, sebagai salah satu bulan haram, memiliki keistimewaan tersendiri. Baginda Rasulullah SAW menempatkan Muharram sebagai bulan yang sangat utama untuk beribadah terutama puasa setelah Ramadhan. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram." (HR. Muslim).

Merujuk kepada hadits di atas, maka bulan Muharram menjadi momen yang tepat untuk memperbanyak amalan puasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis dan puasa ayyamul bidh (13, 14, dan 15 setiap bulan hijriyah). Boleh juga dilakukan pada hari-hari di luar puasa-puasa sunnah tersebut.


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
 

Puasa Asyura (10 Muharram)  

Puasa sunnah yang paling dianjurkan di bulan Muharram adalah puasa di hari Asyura, yaitu tanggal 10 Muharram. Diriwayatkan dari Abu Qatadah RA, Baginda Rasulullah SAW bersabda: "Aku berharap kepada Allah, semoga puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim).

Baginda Rasulullah SAW bersabda: "Hari ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israil dari musuh mereka, maka Musa pun berpuasa karenanya." (HR. Bukhari). Masih dari riwayat Imam Bukhari, kita juga dianjurkan untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram (Tasu’a), agar berbeda dengan kaum Yahudi.

Memperbanyak Dzikir dan Istighfar

Bulan Muharram juga menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak dzikir dan istighfar. Mengingat bulan ini adalah bulan yang dimuliakan, maka memperbanyak mengingat Allah menjadi salah satu bentuk ketaatan yang sangat dianjurkan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang." (QS. Al-Ahzab: 41-42).

Bertaubat dan Memperbaiki Diri

Muharram juga bisa dijadikan momentum hijrah menuju kebaikan. Ini sejalan dengan pergantian tahun Hijriyah yang dimulai dengan bulan Muharram. Momentum ini hendaknya dijadikan saat untuk memperbarui niat, memperbaiki amal, dan bertaubat kepada Allah.

Tidak ada satu pun manusia di muka bumi ini yang terbebas dari kesalahan dan dosa, oleh karenanya mari kita jadikan bulan Muharram sebagai bulan bertaubat. Baginda Rasulullah SAW bersabda: "Setiap anak Adam bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat." (HR. Tirmidzi).

Menguatkan Ukhuwah dan Silaturahmi

Selain amalan ibadah yang sifatnya personal, bulan Muharram juga bisa menjadi saat yang baik untuk memperkuat hubungan sosial dan ukhuwah. Islam menekankan pentingnya silaturahmi dan saling membantu sesama.

Dengan silaturahmi kita berharap Baginda Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim).


Pada bulan haram, setiap ibadah akan dilipatgandakan pahalanya, dan demikian pula dengan kemaksiatan, maka akan dilipatgandakan dosanya. (Foto: Ist)
 

Berinfak bagi Anak Yatim dan Fakir Miskin

Bulan Muharram juga merupakan waktu yang baik untuk menolong sesama, termasuk dengan memberikan sedekah, infak, dan membantu anak yatim dan fakir miskin. Hal ini merupakan amalan yang sangat dianjurkan sepanjang waktu, dan menjadi lebih utama lagi di bulan-bulan haram.

Dengan kita peduli kepada anak yatim dan memberi makan fakir miskin, maka kita tidak termasuk sebagai pendusta agama (lihat surat Al-Maun [107]: 1-3). Sementara itu, Baginda Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi).

Mengisi Waktu dengan Ilmu dan Kajian Keislaman

Bulan Muharram hendaknya juga menjadi momen untuk meningkatkan ilmu agama. Menghadiri majelis ilmu, membaca buku-buku Islam, dan mendengarkan kajian agar dapat menambah pemahaman dan keimanan.

Dengan ilmu, seorang muslim menjadi cerdas dalam beribadah, bermuamalah, dan bersyari’ah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: "Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS. Az-Zumar [39]: 9).

Itulah beberapa contoh amalan istimewa yang dapat dilakukan untuk mengisi lembaran baru di bulan Muharram. Dengan mengamalkan amalan-amalan istimewa seperti paparan di atas, kita berharap semoga lembaran-lembaran di bulan berikutnya pun penuh dengan kebaikan demi kebaikan.

Bulan Muharram jangan sampai diisi dengan kegiatan yang kental dengan tahayul, bid’ah, dan khurafat apalagi sampai terjerumus dalam kemusyrikan. Maksimalkan bulan Muharram sebagai bulan untuk memperbaiki ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baginda Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya di antara hari-harimu ada hari-hari yang utama, maka beribadahlah kalian pada hari-hari itu." (HR. Baihaqi). Semoga Allah menerima amal ibadah kita di bulan Muharram ini dan memberikan kita kekuatan untuk bisa terus istiqamah di jalan-Nya. Aamiin. (*)


Bulan Muharram hendaknya juga menjadi momen untuk meningkatkan ilmu agama. (Foto: Ist)

 

Wallahu a’lam bish-shawab.

          

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut