get app
inews
Aa Text
Read Next : HIKMAH JUMAT : We Are The Champions

HIKMAH JUMAT : Bahaya Syirik yang Wajib Dikenali

Jum'at, 22 Agustus 2025 | 05:55 WIB
header img
Praktik perdukunan salah satu bentuk syirik. Dan, syirik jika dibawa mati tanpa taubat, tidak akan pernah diampuni. Maka seorang muslim wajib memahami bahaya syirik agar tidak terjerumus ke dalamnya. (Foto: Ist)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang

SYIRIK MERUPAKAN DOSA terbesar dalam Islam. Syirik adalah menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun dalam hal ibadah, niat, doa, atau keyakinan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa besar.” (QS. An-Nisa [4]: 48).

Ayat di atas menunjukkan betapa mengerikannya syirik. Dosa lain masih ada harapan mendapatkan ampunan, tetapi syirik jika dibawa mati tanpa taubat, tidak akan pernah diampuni. Maka seorang muslim wajib memahami bahaya syirik agar tidak terjerumus ke dalamnya.

Syirik Menghapus Seluruh Pahala Amal Kebaikan

Bahaya pertama dari syirik adalah menghapus semua pahala amal kebaikan. Tidak peduli sebanyak apa pun ibadah yang pernah dilakukan seseorang, jika suatu saat dia syirik maka hapuslah seluruh pahala amal shalihnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan:

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu: Jika kamu mempersekutukan Allah, pasti hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar [39]: 65).

Ini berarti syirik bagaikan racun yang meluluhlantakkan segala amal ibadah. Seseorang bisa tampak rajin shalat, sedekah, dan berbuat baik, tetapi bila di hatinya ada keyakinan syirik, seluruh pahala dari amal shalihnya itu akan gugur tak tersisa sedikit pun.

Syirik Menjerumuskan ke Dalam Kekekalan Neraka

Syirik dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka dan kekal di dalamnya. Tidak ada ancaman yang lebih berat dibandingkan kekekalan dalam neraka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al-Maidah [5]: 72).

Dari sini jelas, syirik bukan dosa sepele. Syirik bukan hanya mendatangkan azab neraka, tetapi menghalangi seseorang dari surga selamanya. Tidak ada harapan sedikit pun bagi orang musyrik untuk keluar dari neraka untuk beralih ke dalam surga.


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : iNewsSerpong)
 

Syirik Membawa Kehinaan dan Kesesatan di Dunia

Selain ancaman di akhirat kelak, syirik juga membawa kehinaan di dunia. Orang yang terjerumus ke dalam syirik akan hidup dalam ketakutan, kecemasan, dan ketergantungan pada makhluk yang lemah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menggambarkan hal ini dalam firman-Nya: “Dan barangsiapa mempersekutukan Allah, maka seolah-olah ia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS. Al-Hajj [22]: 31).

Perumpamaan ini menunjukkan betapa rendah dan rapuhnya kondisi orang yang berbuat syirik, hidupnya tak pernah tenang, hatinya guncang, dan pikirannya kacau. Setiap hari dia gantungkan harapannya kepada makhluk bukan kepada Allah Yang Maha Perkasa.

Syirik Merusak Tatanan Sosial

Masyarakat yang terjerumus dalam syirik akan mudah ditipu oleh dukun, ramalan, dan tahayul. Hal ini membuka jalan bagi penindasan, penipuan, bahkan konflik sosial. Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingatkan hal ini melalui firman-Nya:

“Dan janganlah kamu menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) mendatangkan mudarat kepadamu; sebab jika kamu lakukan, maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Yunus [10]: 106).

Syirik membawa kerugian bukan hanya bagi pelakunya, tetapi juga bagi umat secara keseluruhan. Orang musyrik akan sangat mudah diadu domba dengan orang lain oleh dukun yang dipercayainya. Jika ini terjadi secara luas, maka tidak menutup kemungkinan terjadi konflik sosial.

Syirik Mengundang Azab dan Murka Allah

Sejarah menunjukkan bahwa banyak kaum dibinasakan karena kesyirikan. Kaum Nabi Nuh, kaum ‘Ad, dan kaum Tsamud ditimpa azab dahsyat karena tidak mau meninggalkan kesyirikan mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan sungguh telah Kami binasakan umat-umat sebelum kamu ketika mereka berbuat zalim, padahal rasul-rasul mereka telah datang membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka tidak beriman. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berbuat dosa.” (QS. Yunus [10]: 13).

Ini membuktikan bahwa syirik tidak hanya berbahaya di akhirat, tetapi juga bisa mendatangkan azab di dunia. Al-Qur’an telah mengabarkan betapa dahsyatnya azab yang Allah timpakan kepada kaum nabi-nabi terdahulu yang musyrik terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Syirik bagaikan racun yang meluluhlantakkan segala amal ibadah. (Foto: Ist)
 

Syirik Menghancurkan Rasa Tawakal dan Ketenteraman Hati

Orang yang berbuat syirik kehilangan rasa tawakal. Ia menggantungkan diri pada jimat, kekuatan ghaib, atau manusia. Akibatnya, hidupnya menjadi dipenuhi kecemasan. Padahal, orang yang bertauhid justru akan mendapatkan ketenangan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 28).

Hanya tauhidlah yang bisa memberikan kedamaian sejati. Kedamaian yang Allah turunkan ke dalam hati orang-orang yang beriman, agar imannya terus bertambah dan bertambah lagi. Namun syirik justru mencabut ketenteraman itu dari hati seseorang.

Syirik Merusak Akal Sehat

Masih ingat kisah Nabi Ibrahim yang menghancurkan seluruh berhala sesembahan kaumnya dengan sebuah kapak? Kisah Nabi Ibrahim menjadi contoh bagaimana syirik menghancurkan akal sehat manusia.

Kaum Nabi Ibrahim menyembah berhala, padahal berhala itu tidak bisa bicara, apalagi memberi manfaat. Beliau menghancurkan semua berhala kecuali yang terbesar. Ketika beliau diinterogasi oleh penguasa saat itu, Nabi Ibrahim berkata: “Tanyakan saja pada berhala besar itu!”

Penguasa dan para pengikutnya saat itu seluruhnya sontak terdiam. Mereka malu dengan kebodohan mereka sendiri. Kisah ini mengingatkan kita bahwa syirik menjatuhkan martabat manusia menjadi makhluk yang kehilangan akal sehat.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meneguhkan hati kita di atas tauhid, menjauhkan kita dari syirik, dan menutup hidup kita dalam kondisi yang husnul khatimah dengan membawa kalimat Laa ilaaha illallah. (*)


Masyarakat yang terjerumus dalam syirik akan mudah ditipu oleh dukun, ramalan, dan tahayul. (Foto: Ist)

Wallahu a’lam bish-shawab.

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut