get app
inews
Aa Text
Read Next : HIKMAH JUMAT : We Are The Champions

HIKMAH JUMAT : Bersyukur Kunci Kebahagiaan

Jum'at, 03 Oktober 2025 | 05:00 WIB
header img
Kebahagiaan sejati tidak selalu identik dengan melimpahnya harta, tingginya jabatan, popularitas yang terus meningkat atau diraihnya kesenangan duniawi. (Foto: Ist)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang

SETIAP MANUSIA pasti mendambakan kebahagiaan. Berbagai upaya dilakukan agar bisa menemukan kebahagiaan sejati yang dicarinya. Namun, banyak yang mencarinya di tempat yang salah, seperti mencari kebahagiaan dengan kekayaan, jabatan, popularitas, atau kesenangan duniawi.

Padahal kebahagiaan sejati tidak selalu identik dengan melimpahnya harta, tingginya jabatan, popularitas yang terus meningkat, atau diraihnya kesenangan duniawi, melainkan hati yang lapang dan jiwa yang tenang. Kalaupun dapat diraihnya dengan cara itu, kebahagiaannya adalah semu.

Islam mengajarkan bahwa untuk meraih kebahagiaan sejati adalah dengan cara bersyukur. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7).

Ayat ini menegaskan bahwa syukur tidak hanya menjaga dan mengikat nikmat, tetapi juga mendatangkan tambahan karunia, baik berupa ketenangan batin maupun rezeki yang nyata. Dengan rasa syukur itu pula, Allah menambahkan keberkahan-Nya kepada kita.

Syukur berasal dari kata syakara yang berarti menampakkan nikmat dan mengakui pemberi nikmat. Dalam Islam, syukur mencakup tiga dimensi, yakni syukur dengan hati, syukur dengan lisan, dan syukur dengan perbuatan (amal).

Seseorang yang bersyukur dengan hati artinya dia menyadari bahwa semua nikmat berasal dari Allah, bukan dari usaha dirinya semata. Adapun syukur dengan lisan adalah mengucapkan hamdalah (alhamdulillah) dan menyebut kebaikan Allah. Sementara itu, syukur dengan perbuatan (amal) yakni menggunakan nikmat tersebut untuk hal yang diridhai Allah, bukan untuk maksiat.


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : iNewsSerpong)
 

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut