HIKMAH JUMAT : Bersyukur Kunci Kebahagiaan
Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu, dan jangan melihat kepada orang yang berada di atasmu. Itu lebih pantas agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu.” (HR. Muslim).
Hadits ini mengajarkan cara sederhana bagaimana menjaga hati agar selalu dapat bersyukur. Caranya adalah jangan sibuk iri pada mereka yang lebih kaya, tapi lihatlah mereka yang hidup lebih sulit daripada kita.
Orang yang tidak melakukan apa yang dijelaskan oleh Baginda Rasulullah SAW di atas, maka hatinya akan merasa gelisah karena selalu merasa kurang. Mereka membandingkan dirinya dengan orang lain, padahal setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda.
Syukur adalah obat hati yang menyembuhkan rasa iri, dengki, dan kecewa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. ar-Ra’d [13]: 28).
Berbicara mengenai syukur, maka Baginda Rasulullah SAW adalah sosok yang paling pandai bersyukur. Beliau adalah teladan utama dalam bersyukur. Dalam sebuah riwayat, Ibunda Siti Aisyah RA pernah bertanya kepada beliau yang rajin shalat malam hingga kaki beliau bengkak:
“Wahai Rasulullah, bukankah Allah telah mengampuni dosamu yang lalu maupun yang akan datang?”
Beliau menjawab:
“Tidakkah sepatutnya aku menjadi hamba yang bersyukur?” (HR. Bukhari dan Muslim).
Meskipun beliau manusia paling mulia, Baginda Rasulullah SAW tetap beribadah dengan penuh kesungguhan. Itu bentuk syukur tertinggi, yakni menjadikan ibadah sebagai ungkapan terima kasih kepada Allah, bukan sekadar kewajiban.
Untuk bisa menjadikan syukur sebagai kunci kebahagiaan yang sejati, maka diperlukan proses latihan implementasi syukur dalam kehidupan sehari-hari. Membiasakan dzikir dan mengucap hamdalah setiap selesai beraktivitas adalah salah satu cara membiasakan diri selalu bersyukur.

Editor : Syahrir Rasyid