HIKMAH JUMAT : Menjaga Hati Dalam Hiruk Pikuk Kehidupan Modern
Selanjutnya yang keempat adalah menjaga hubungan baik dengan sesama. Permusuhan dan kedengkian mengeraskan hati. Nabi SAW bersabda: “Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lalu yang kelima adalah menjaga ibadah wajib dan sunnah. Shalat adalah penenang hati yang paling besar. Shalat tahajud dan dhuha sangat efektif untuk ketenangan jiwa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat.” (QS. Al-Baqarah [2]: 45)
Yang keenam adalah menjauhi maksiat, karena setiap dosa meninggalkan noda hitam di hati. Nabi SAW bersabda: “Jika seorang hamba melakukan dosa, maka timbullah satu titik hitam di hatinya.” (HR. Tirmidzi)
Dan yang terakhir adalah menguatkan hubungan dengan ulama dan majelis ilmu. Ilmu agama menjaga hati tetap terang. Majelis ilmu adalah taman-taman surga yang menumbuhkan ketenangan. Maka, jaga dan kuatkanlah hubungan dengan keduanya.
Jika langkah-langkah praktis di atas dapat diimplementasikan di tengah hiruk pikuknya kehidupan modern saat ini, maka kita akan memiliki hati yang terjaga yang dapat memberikan banyak manfaat.
Manfaat dari hati yang terjaga di antaranya adalah ketenangan jiwa sehingga merasa damai meski menghadapi masalah. Selain itu adalah kejernihan berpikir sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan bijak.
Hati yang terjaga juga membuat seseorang memiliki akhlak yang baik, karena hati yang bersih melahirkan sikap lembut, sabar, dan penyayang. Kemudian, hati yang terjaga juga dapat membuat hubungan sosial yang sehat, karena orang berhati bersih lebih mudah memaafkan dan tidak iri.
Selain itu, yang paling utama adalah hati yang terjaga membuat seseorang dapat menjaga pula kedekatan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah tujuan tertinggi seorang mukmin, yakni hati yang dekat dengan Rabb-nya, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala. (*)

Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid