get app
inews
Aa Text
Read Next : Koleksi Termewah Jeff Bezos, Kapal Pesiar Koru Senilai Rp8,3 Triliun

PHK Adalah Pintu Menuju pada Pekerjaan Baru

Minggu, 23 November 2025 | 09:19 WIB
header img
Gelombang PHK kini terjadi di berbagai belahan dunia. (Foto: Ist)

OPINI: Oleh Syahrir Rasyid, Pimpinan Redaksi iNewsSerpong

PEMUTUSAN Hubungan Kerja (PHK) adalah kata yang paling ditakuti banyak pekerja. Hanya mendengarnya saja, dada bisa terasa sesak. Terbayang cicilan yang menunggu, biaya sekolah anak, kebutuhan dapur, dan masa depan yang seakan tiba-tiba tertutup kabut.

Namun faktanya, gelombang PHK kini terjadi di berbagai belahan dunia. Bahkan perusahaan raksasa sekelas Amazon pun tidak luput. Perusahaan e-commerce terbesar itu memutuskan mengurangi lebih dari 14.000 karyawan di berbagai lini bisnisnya.

Apakah Amazon sedang terpuruk? Tidak.

Jika melihat laporan keuangan 2024, Amazon sebenarnya berada dalam kondisi sangat sehat. Perusahaan masih mencatat laba bersih sebesar US$59,25 miliar dari total pendapatan US$638 miliar.

Jadi jelas, Amazon tidak sedang bangkrut atau berdarah-darah. Yang terjadi justru sebaliknya: Amazon sedang berubah.

Perusahaan yang dibidani Jeff Bezos pada 1994 itu tengah melakukan transformasi besar-besaran menuju penggunaan Artificial Intelligence (AI) secara lebih masif. Banyak pekerjaan administratif dan manajerial kini bisa diotomatisasi oleh teknologi.

CEO Amazon, Andy Jassy, bahkan menyebut bahwa perusahaan “butuh lebih sedikit orang di beberapa divisi.” Ini bukan sekadar penghematan biaya, tetapi cultural reset — perubahan budaya kerja untuk menghadapi masa depan.

Amazon Lahir dari Sebuah Garasi

Amazon lahir dari sebuah garasi kecil di Seattle, Amerika Serikat. Awalnya bernama Cadabra sebelum akhirnya berganti nama menjadi Amazon.

Pada 1995, Amazon memulai sebagai toko buku online, kemudian merayap naik menjadi kekuatan raksasa di dunia e-commerce, logistik, dan cloud computing.

Amazon tak lagi sekadar toko online. Ia adalah ekosistem global yang mengubah cara manusia berbelanja, belajar, menonton, dan hidup.

Dalam dunia yang bergerak cepat, banyak perusahaan memilih PHK sebagai jalan pintas untuk merampingkan organisasi. Kebijakan ini sering kali bukan karena kinerja pekerja yang buruk, melainkan desakan ekonomi, efisiensi, atau penyesuaian teknologi.

Maka bagi pekerja, cara terbaik menghadapi PHK sebelum datang adalah dengan adaptasi — meningkatkan keterampilan, membuka diri pada peluang baru, serta belajar teknologi yang kian mendominasi dunia kerja.

PHK Bukan Sebuah Kehinaan

PHK adalah ujian hidup bukan sebagai kehinaan — bagian dari takdir Allah yang sering kali hadir untuk menguatkan, bukan merendahkan.

Dalam Islam, setiap kesulitan dipandang sebagai kesempatan untuk meningkatkan kesabaran dan keteguhan hati.

Allah SWT  berfirman:
“Dan sungguh, Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta...” (QS. Al-Baqarah: 155)

PHK dapat terjadi karena banyak sebab: krisis ekonomi, efisiensi, perubahan strategi, atau restrukturisasi perusahaan. Sering kali, PHK bukanlah akibat kesalahan pekerja.

Karena itu, Islam menegaskan bahwa tidak boleh ada kezaliman dalam hubungan kerja. Upah harus ditunaikan, hak pekerja wajib dipenuhi, bahkan ketika masa kerja berakhir.

Yang harus diingat: PHK bukan akhir perjalanan. Banyak orang justru menemukan pintu rezeki baru setelahnya—membangun usaha, menemukan pekerjaan yang lebih cocok, atau memulai hidup yang lebih baik.

PHK bisa menjadi titik balik, bukan titik gelap.

Ujian memang berat, tetapi di baliknya selalu ada hikmah. Tetaplah yakin bahwa Allah SWT tidak menutup satu pintu tanpa menyiapkan pintu lain yang lebih baik. (*)


Amazon berada dalam kondisi sangat sehat. (Foto: Ist)

 

 

 

 

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut