Logo Network
Network

Jadi Manusia Silver Sebuah Keterpaksaan, Cari Nafkah Demi Keluarga

Imelda Lambertini Wijaya / UMN
.
Kamis, 07 Desember 2023 | 09:55 WIB

Sebutan "Manusia Silver" bukanlah gelar yang mereka pilih dengan bangga. Sebaliknya, istilah ini mencerminkan kenyataan pahit dalam melakoni hidup. (Foto: Imelda)

DI BALIK gemerlap kota, terdapat kisah hidup yang sarat perjuangan dari sekelompok individu yang dikenal sebagai Manusia Silver.

Mereka terjebak dalam hidup di jalanan, menghadapi keterbatasan demi menyediakan kebutuhan dasar bagi keluarganya.

Sebutan "Manusia Silver" bukanlah gelar yang mereka pilih dengan bangga. Sebaliknya, istilah ini mencerminkan kenyataan pahit bahwa kebanyakan dari mereka berusia lanjut, terpinggirkan oleh masyarakat dan sistem yang tak memberikan perlindungan dan dukungan memadai.

Kisah-kisah pahit para Manusia Silver ini kerap dimulai dari kejadian tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau kesehatan yang memburuk.

Terpaksa Hidup di Jalanan

Tanpa akses pekerjaan atau bantuan sosial yang memadai, mereka terpaksa hidup di jalanan. Meskipun sering dianggap sebagai beban atau bahkan diabaikan, sebenarnya di balik setiap wajah yang memudar terdapat cerita yang menyayat hati.

Mereka mencari pekerjaan informal untuk bertahan hidup, mulai dari mengumpulkan barang bekas, menjadi pengamen jalanan, hingga mengurus parkir liar.

Segala usaha mereka hanya untuk mendapatkan sedikit uang demi bertahan hidup. Meskipun penghasilannya tak menentu, kegigihan mereka luar biasa.


Menjadi "Manusia Silver" hanya untuk mendapatkan sedikit uang demi bertahan hidup. (Foto: Imelda)
 

Kisah inspiratif dari Dodit dan Akmal, dua Manusia Silver yang bertahan di jalanan selama lebih dari lima tahun. Meski masih muda, mereka bertanggung jawab untuk keluarga mereka.

Setiap hari, mereka bangkit dengan semangat untuk mencari nafkah. "Saya tidak ingin keluarga saya merasakan penderitaan yang saya alami. Ini cara saya memberikan yang terbaik bagi mereka," ujar Dodit dengan tekad yang teguh.

Keteguhan hati mereka bukan sekadar tontonan haru, tetapi menunjukkan kegigihan manusia dalam menghadapi kesulitan. Meski terpinggirkan dan sering diabaikan, mereka mempertahankan martabat dan keberanian untuk melangkah maju.

Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk melihat mereka sebagai manusia dengan hak dan martabat yang sama.

Dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi sosial, dan masyarakat umum, untuk memberikan dukungan dan kesempatan kepada Manusia Silver agar mereka dapat bangkit kembali.

Dengan membuka mata dan hati, kita dapat memahami bahwa di balik setiap Manusia Silver yang berjuang di jalanan, ada keluarga yang mencintai mereka.

Dengan pemahaman dan tindakan nyata, kita dapat bersama-sama menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil bagi semua, tanpa meninggalkan siapapun di belakang. (*)

 

 

 

 

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Berita iNews Serpong di Google News

Bagikan Artikel Ini