Hadits riwayat Imam Ahmad di atas sejalan dengan ayat ke-30 pada surat Fussilat, bahwa istiqamahnya lisan adalah seseorang mengucapkan kedua kalimat syahadat dan setelah itu dia tetap teguh dalam keyakinan akan kebenaran Islam hingga ajal menjemputnya.
Dalam hadits lain, diceritakan dari Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqafi, ia berkata: “Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku di dalam Islam satu perkataan yang aku tidak akan bertanya kepada seorang pun setelah Anda!” Rasulullah SAW menjawab: “Katakanlah: ‘Aku beriman’, lalu beristiqamahlah.” (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Selain istiqamah lisan, istiqamah juga diperlukan dalam hal sikap, perbuatan, hingga hati. Istiqamah sikap adalah teguh dalam sikap yang sesuai dengan syariat atau ketentuan dari Allah SWT dan Rasul-Nya.
Istiqamah perbuatan adalah teguh dalam melaksanakan seluruh syariat Islam sesuai dengan kemampuan, tanpa ada rasa ragu, cemas atau takut terhadap sesuatu atau siapa pun. Istiqamah hati artinya setiap kali beramal senantiasa dengan niat yang tulus dan ikhlas hanya untuk Allah SWT.
Agar istiqamah yang sulit terasa lebih ringan, maka dapat dilakukan beberapa hal di bawah ini:
1. Memperbanyak do’a kepada Allah SWT, memohon diberikan petunjuk, bimbingan, dan keistiqamahan.
2. Jadikan setiap ibadah sebagai sebuah kebutuhan, bukan rutinitas ritual semata atau bahkan karena keterpaksaan.
3. Senantiasa berkumpul dengan orang-orang shalih yang akan saling memberikan motivasi dan saling menguatkan di setiap keadaan.
4. Teruslah belajar dalam berbagai kesempatan.
5. Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah dan yakinlah bahwa Allah akan membimbing setiap niat baik yang kita lakukan.
Sebagai penguat ketahuilah bahwa amal yang sedikit tapi dilakukan secara terus menerus itu lebih baik daripada amal yang banyak hanya dilakukan sekali saja. Amal sedikit yang dilakukan terus menerus adalah bukti keistiqamahan seseorang dalam ketaatan kepada Allah SWT.
Amal yang sedikit namun dilakukan secara istiqamah akan terus bertambah. Berbeda halnya dengan amal yang banyak namun memberatkan. Amal yang banyak namun memberatkan akan terhenti dan terputus di tengah jalan.
Jadi, istiqamah itu memang sulit, namun yakinlah kita bisa melakukannya. Istiqamah akan mengantarkan kita menjadi pemenang dalam kehidupan sementara di dunia ini dan kehidupan yang abadi di akhirat kelak.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait