LAOS, iNewsSerpong.id - Para arkeolog masih penasaran mengapa Pagoda Kyaiktiyo yang juga dikenal sebagai Batu Emas tidak jatuh meski condong ke jurang. Pagoda Kyaiktiyo adalah situs ziarah Buddhis yang terkenal di Negara Bagian Mon, Myanmar.
Batu Emas, dikutip dari Express, terletak di atas bukit Kyaiktiyo di pegunungan Yoma Timur. Ajaibnya, batu yang berdiameter 7,6 meter itu sangat seimbang meski berada di tepi jurang.
Masyarakat setempat percaya bahwa batu itu tetap seimbang karena kekuatan ajaib Buddha. Sementara para ilmuwan belum mengetahui rahasia dari keseimbangan batu tersebut.
Berkat Rambut Buddha
Lebih jauh, cerita yang berkembang bahwa di antara batu dan bukit di atasnya, sehelai rambut Buddha diyakini ditempatkan dan membantunya menjaga keseimbangan.
Kisah dan sejarah Batu Emas tersebut dieksplorasi dalam film dokumenter Smithsonian Channel, 'Wonders of Burma: Shrines of Gold', di mana narator mencatat keberadaan batu yang "menentang gravitasi". Dan menyebut, "Ini adalah keajaiban alam yang disakralkan oleh cerita."
Cerita atau legenda bergulir dari kerajaan seribu tahun yang lalu jauh di wilayah yang disebut 'Upper Mon'. Suatu hari, raja bertemu dengan seorang pertapa yang memegang sehelai rambut di dalam topinya yang dikatakan milik Sang Buddha dan menawarkannya kepada raja.
Batu emas terletak di atas bukit Kyaiktiyo di pegunungan Yoma Timur, Myanmar. (Foto : Express)
Sebagai imbalannya, pertapa bersikeras rambut harus diabadikan di sebuah pagoda yang dibangun di atas batu bentuk kepalanya. Raja yang mewarisi kekuatan gaib dari ayahnya Zawgyi, setuju dan mengangkat batu dari dalam laut dengan kekuatannya.
Selajutnya, batu di bawa dengan perahu. Setelah menyeimbangkan batu di gunung, raja membangun sebuah pagoda di atasnya dan mengabadikan rambut Buddha di dalamnya.
Sedang perahu yang digunakan untuk mengangkut batu juga telah berubah menjadi batu dan dihormati oleh para peziarah di lokasi sekitar 300 meter dari Batu Emas . Ini dikenal sebagai Pagoda atau stupa Kyaukthanban — arti harfiahnya diterjemahkan menjadi "perahu batu".
Ada cerita versi lain yang menyebutkan bahwa batu itu diletakkan di atas rambut, dan rambut itu membantu mencegah batu itu meluncur ke bawah gunung.
Yang pasti, bukit Kyaiktiyo dan Batu Emas menjadi tempat paling terkenal di Myanmar. Sementara Batu Emas telah menjadi daya tarik wisata karena antara November terdapat upacara tradisional untuk menghormatinya. (*)
Legenda Batu Emas punya dua versi (Foto : Ist)
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada oleh dengan judul "Mengungkap Mitos Batu Emas di Myanmar yang Melawan Gravitasi".
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait