JAKARTA, iNewsSerpong.id - Nabi palsu Thulaihah bin Khuwailid Al-Asadi bukanlah orang sembarangan, tapi dia seorang sahabat yang murtad lalu mengaku sebagai nabi.
Bagaimana kisahnya dan bagaimana akhir dari perjalanan hidup Thulaihah bin Khuwailid Al-Asadi, Ustadz DR. Firanda Andirja, MA, menuliskan secara lengkap dan gamblang. Berikut ini kisahnya.
Thulaihah bin Khuwailid Al-Asadi adalah seorang sahabat yang kemudian dia murtad dengan mengaku sebagai nabi. Dia dipuji dengan kehebatannya, Muhammad bin Sa’ad berkata,
كَانَ طُلَيْحَةُ يُعَدُّ بِأَلْفِ فَارِسٍ لِشَجَاعَتِهِ وَشِدَّتِهِ
“Thulaihah adalah seorang yang dianggap seperti seribu pasukan karena keberaniannya dan kehebatannya dalam bertempur.”
Ustaz Firanda Andirja melanjutkan, namun dia berubah, dengan mengaku sebagai nabi dan mempengaruhi kabilah Ghatafan, Asad, dan Thoyyi. Semua kabilah tersebut dia bawa untuk menjadi anak buahnya. Akhirnya di zaman Abu Bakar, Abu Bakar mengirim pasukan untuk menyerangnya hingga terjadilah peperangan yang sangat besar.
Di antara orang yang membela kenabiannya adalah ‘Uyainah bin Hishn, di mana dia bergabung dengan Thulaihah. Ketika Thulaihah dalam keadaan menyaksikan peperangan besar tersebut, datanglah ‘Uyainah bertanya kepadanya
لَا أَبَا لَكَ هَلْ جَاءَكَ جِبْرِيلُ بَعْدُ؟ فَيَقُولُ: لَا وَاللهِ، فَيَقُولُ لَهُ: مَا يُنْظِرُهُ؟ فَقَدْ وَاللهِ جَهَدْنَا، حَتَّى جَاءَهُ مَرَّةً فَسَأَلَهُ، فَقَالَ: نَعَمْ قَدْ جَاءَنِي، فَقَالَ: إِنَّ لَكَ رَحًى كَرَحَاهُ، وَحَدِيثًا لَا تَنْسَاهُ، فَقَالَ: أَظُنُّ قَدْ عَلِمَ اللهُ أَنَّهُ سَيَكُونُ لَكَ حَدِيثٌ لَا تَنْسَاهُ، هَذَا وَاللهِ يَا بَنِي فَزَارَةَ كَذَّابٌ، فَانْطَلِقُوا لِشَأْنِكُمْ
“Apakah malaikat Jibril telah datang kepadamu? Dia menjawab: demi Allah, belum. Dia pun bertanya lagi: apa yang membuatnya telat datang? Dia menjawab: demi Allah kami telah kepayahan. Hingga ‘Uyainah datang kembali bertanya kepadanya: apakah malaikat Jibril telah datang kepadamu? Ia pun menjawab: iya, sungguh ia telah datang kepadaku dan berkata: sesungguhnya engkau akan mendapatkan satu hari yang awalnya adalah bukan untukmu dan akhirnya bukan untukmu. ‘Uyainah pun berkata: aku kira sungguh Allah telah mengetahu bahwa engkau akan mendapatkan sebuah hadits yang tidak akan pernah engkau lupakan, wahai Bani Fazarah! Demi Allah ini adalah seorang pendusta, pergilah kalian urus kalian sendiri.” (2)
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait