JAKARTA, iNewsSerpong.id - Masuknya Covid-19 varian Omicron ke Indonesia sejumlah ekonom menilai tidak berdampak signifikan terhadap perekonomian negeri ini.
"Saat ini dampaknya masih kecil. Efeknya masih kecil selama penularan terkendali dan tidak menimbulkan dampak seperti varian Delta," kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira saat dihubungi MNC Portal Indonesia.
Terpenting, menurut dia, antisipasi dan penegakan protokol kesehatan (prokes). Selain itu, vaksinasi Covid-19 terus dilakukan di daerah yang rawan. Bhima menuturkan, ekonomi Indonesia akan menunjukkan pertumbuhan yang positif pada 2022.
Hal itu karena efek ekonomi yang ditimbulkan dari varian Omicron tidak separah varian sebelumnya yang mengharuskan pemerintah melakukan pembatasan sosial superketat.
"Pertumbuhan ekonomi diproyeksi 3-4 persen yoy (year on year) positif karena low base effect dibanding tahun 2021, di mana pembatasan sosial lebih ketat," ujarnya.
Proyeksi ini juga berkaca pada kinerja ekspor dan investasi yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021.
Di sisi lain, Bhima berharap pemerintah tidak terburu buru memangkas bantuan sosial, khususnya bansos tunai dan bantuan subsidi upah kepada masyarakat karena bantuan tersebut masih tetap dibutuhkan.
"Stimulus yang nilainya setara 2021 masih diperlukan hingga perekonomian benar-benar tumbuh solid," katanya. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait