JAKARTA, iNewsSerpong.id - Tidak beriman seseorang jika tidak percaya adanya malaikat , sebab para malaikat adalah hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dibebani untuk melaksanakan ibadah. Dan mereka senantiasa taat, tunduk, dan merendahkan diri kepada Allah secara sempurna.
Malaikat tidak pernah melanggar perintah -Nya serta mengerjakan segala apa yang diperintahkan oleh -Nya. Dalam Fathul Bari dan pembahasanya dalam 'Alamul Malaikah karya Syaikh Umar al-Asyqar dan Khatibul Minbariyah D. Abdul Muhsin al-Qosim, disebutkan bahwa malaikat mempunyai jasad, sebagiannya ada yang memiliki dua sayap, ada yang tiga sayap dan empat bahkan ada yang lebih banyak lagi dari itu. Ini sebagai sanggahan bagi orang yang mengira bahwa malaikat hanya sekadar ruh.
Malaikat adalah makhluk yang diciptakan dari cahaya, sebagaimana yang telah dikabarkan dalam sebuah hadis yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Malaikat (adalah makhluk yang) diciptakan dari cahaya, sedang jin itu diciptakan dari api neraka yang menyala-nyala, adapun Adam diciptakan dengan apa yang kalian disifati“. (HR Muslim)
Tentang fisik malaikat yang mempunyai sayap, hal ini diterangkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al Qur'an :
اَ لْحَمْدُ لِلّٰهِ فَا طِرِ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ جَا عِلِ الْمَلٰٓئِكَةِ رُسُلًا اُولِيْۤ اَجْنِحَةٍ مَّثْنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَ ۗ يَزِيْدُ فِى الْخَـلْقِ مَا يَشَآءُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan Bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Fatir : 1)
Dalam hadis dijelaskan, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat malaikat Jibril yang mempunyai enam ratus sayap.
Mereka (Jibril dan malaikat lainnya) adalah makhluk yang tidak makan dan minum, tidak pernah merasa bosan dan capai. Mereka berdiri beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta taat kepada-Nya, selalu terikat dengan perintah-perintah -Nya tanpa diiringi rasa bosan dan malas. Sehingga tidak mungkin mereka disamai oleh manusia dalam hal ibadah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan, bahwa mereka (malaikat) berada di sisi Allah bertasbih kepada- Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu." Artinya mereka tidak pernah merasa bosan. (Fushshilat : 38)
Dalam Syarh As-Sunnah dijelaskan bahwa para malaikat diberi nama dan ada tugasnya. Pertama, Jibril ditugaskan menyampaikan wahyu kepada para Rasul-Nya yang turun dari sisi Allah. Kedua: Mikail ditugaskan mengurus hujan dan tumbuhan bumi, Ketiga: Israfil ditugaskan meniup sangkakala. Lalu ada Malaikat Maut yang mencabut nyawa, menjaga neraka dan surga, dan banyak lagi.
Tentang tiga malaikat yaitu Jibril, Mikail, dan Israfil disebutkan dalam doaiftitah(istiftah) saat shalat malam :
“Ya Allah, Rabbnya Jibril, Mikail dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan bumi. Wahai Rabb yang mengetahui yang ghaib dan nyata. Engkau yang menjatuhkan hukum untuk memutuskan apa yang mereka pertentangkan. Tunjukkanlah aku pada kebenaran apa yang dipertentangkan dengan seizin dari-Mu. Sesungguhnya Engkau menunjukkan pada jalan yang lurus bagi orang yang Engkau kehendaki.).” (HR. Muslim)
Dikatakan bahwa Rasulullah pernah melihat wujud asli malaikat Jibril. Dari Ibnu Mas’udradhiyalahu ‘anhu :
“Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallammelihat Jibril (dalam wujud aslinya). Ia memiliki 600 sayap yang menutupi langit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibunda Aisyahradhiyallahu ‘anhapernah bertanya kepada kekasihnya, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallamtentang dua ayat di dalam Alquran. Yakni ayat : “Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang.” (QS. At-Takwir: 23). Dan ayat : “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal.” (QS. An-Najm: 13-15).
Rasulullahshallalahu ‘alaihi wa sallammenjawab :
“Itulah Jibril yang tidak pernah kulihat ia dalam wujud aslinya. Kecuali pada dua kesempatan itu saja. Aku melihatnya turun dari langit, dimana tubuhnya yang besar memenuhi ruang antara langit dan bumi.” (HR. Muslim).
Ada lagi para malaikat yang bertugas keliling dimuka bumi guna mencari majelis dzikir. Demikian pula ada malaikat yang bertugas mencatat amal perbuatan manusia. Sebagaimana diterangkan oleh Allah Ta’ala didalam firman -Nya :
وَإِنَّ عَلَيۡكُمۡ لَحَٰفِظِينَ – كِرَامٗا كَٰتِبِينَ – يَعۡلَمُونَ مَا تَفۡعَلُونَ [ الإنفطار: 10-12]
“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. al-Infithar : 10-12).
Dalam hadis Bukhari dan Muslim, dijelaskan ada malaikat yang bergiliran untuk mengawasi manusia siang dan malam. Sebagaimana diterangkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Ada malaikat yang terus bergiliran mengawasi kalian diwaktu siang dan diwaktu malam. Dan mereka bertemu serta bergantian tugas dikala waktu sholat shubuh dan sholat ashar“.
Kemudian setiap malaikat yang berada diatas langit, masing-masing berada dalam kondisi beribadah, ada diantara mereka yang berdiri menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala sepanjang hayatnya, ada lagi yang kerjaannya ruku’ sepanjang hidupnya, ada lagi diantara mereka yang amalannya hanya sujud terus menerus, dan ada pula diantara mereka yang mengerjakan berbagai aktivitas bentuk ibadah lainnya. Kedudukan dan tingkat kemuliaan malaikat berbeda-beda.
Dijelaskan oleh Allah Ta’ala didalam firman-Nya : “Tidak ada seorangpun di antara Kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu”. QS. ash-Shaaffat : 164).
Dan malaikat terdekat yang paling mulia ialah Jibril A’laihi Sallam, yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mensifati dirinya dengan Ruhul Qudus, dan Ruhul Amin serta yang mempunyai kekuatan.
Sebagaimana disinggung oleh Allah Ta’ala didalam firman-Nya:
“Sesungguhnya al-Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy”. (QS. at-Takwiir : 19-20)
Maksudnya malaikat Jibril adalah malaikat yang punya kedudukan dan tempat yang tinggi disisi Allah azza wa jalla.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, yang menjelaskan sedikit tentang malaikat Jibril, beliau berkata, “Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Aku pernah melihat Jibril turun memenuhi langit dan bumi dengan memakai pakaian sutera dan melingkar padanya permata dan intan“. (HR Ahmad) Dalam riwayat lain : "Aku melihat Jibril tatkala di Sidratul Muntaha, dirinya memiliki enam ratus sayap yang menaburkan dari bulunya intan dan permata dengan warna yang berbeda-beda“. (HR Ahmad)
Adapun terkait jumlahnya, hanya Allah yang mengetahui. Ini berdasar firman Allah : "Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri”. (QS [al-Mudatstsir : 31).
Namun, disebutkan dari Malik bin Sha’sha’ah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Ini adalah Baitul Makmur didalamnya ada malaikat sebanyak tujuh ribu yang setiap harinya melaksanakan sholat didalamnya, dan apabila mereka keluar maka tidak ada satu pun yang kembali lagi“. [HR Bukhari dan Muslim)
Salah satu kewajiban kita ialah mengimani para malaikat sebatas yang kita ketahui nama dan tugasnya. Kita bisa merujuk pada hadis untuk mengetahuinya sepanjang yang hanya kita ketahui rujukannya. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Jabir bin Abdillah radiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Aku telah diijinkan untuk menceritakan tentang malaikat dari malaikatnya Allah yang memanggul Arsy, sungguh jarak antara kuping dan pundaknya sepanjang perjalanan tujuh ratus tahun“. (Shahih, HR Abu Dawud)
(*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait