Pertemuannya dengan taruna AKABRI itu menggugah hati Mulyono untuk menjadi seorang prajurit TNI. Selain untuk meringankan beban orang tua karena biaya kuliah cukup mahal, keputusan untuk menjadi prajurit TNI juga karena Mulyono ingin mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara.
Di bawah biimbingan Paleknya, Mulyono pun giat berlatih binsik atau pembinaan fisik. Termasuk memeriksakan kesehatannya agar lolos saat mengikuti ujian masuk Akmil. Namun usahanya tidak berjalan mulus, sebab mantri di desanya menyebut dirinya mengidap penyakit TBC.
Hal itu lantaran perawakan Mulyono yang kecil. Mendengar hal itu, orang tua Mulyono memberikan semangat agar tidak menyerah dan terus berusaha serta berdoa. Mulyono juga diminta tetap mendaftar dan mengurus surat-surat yang diperlukan. ”Kamu kuat lari dan jalan kok dibilang TBC,” ucapnya.
Ujian demi ujian kembali datang. Saat tengah menyiapkan surat-surat sebagai syarat adminitrasi, lagi-lagi Mulyono mendapat perlakuan tidak mengenakkan. Kali ini dari Kepala Desa setempat yang meremehkan Mulyono.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait