Seperti dikutip dari Genealogi Intelektual Ulama Betawi, Jakarta Islamic Centre, (2009) yang dipublikasikan di laman muidkijakarta or id pada 2014 silam menyebutkan, satu-satunya ulama Betawi yang memiliki pengaruh di dunia Islam pada awal ke-19 serta menjadi poros atau ujung puncak utama silsilah ulama Betawi masa kini adalah Syekh Junaid Al-Batawi.
Mengenai tanggal lahirnya, tidak diketahui secara pasti. Tahun wafatnya pun belum diketahui dengan jelas. Alwi Shahab menuliskan tahun 1840 sebagai tahun wafat Syeikh Junaid. Padahal menurut Ridwan Saidi, pada tahun 1894-1895 ketika Snouck Hurgronje menyusup ke Makkah, diketahui Syekh Junaid masih hidup dalam usia yang sangat lanjut.
Syekh Junaid Al-Batawi adalah ulama Betawi yang lahir di Pekojan yang berpengaruh di Makkah walau hanya enam tahun bermukim di sana. Ia imam Masjidil Haram, Syaikhul Masyaikh yang terkenal di seantero dunia Islam sunni dan mazhab Syafi’i sepanjang abad ke-18 dan 19.
Syekh Junaid mempunyai banyak murid yang kemudian menjadi ulama terkemuka di Tanah Air bahkan di dunia Islam. Di antaranya, Syeikh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi pengarang Tafsir Al-Munir dan 37 kitab lainnya yang masih diajarkan di berbagai pesantren di Indonesia dan luar negeri. Kemudian Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, imam, dan guru besar di Masjidil Haram, sekaligus Mufti Mazhab Syafi’i pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Syekh Nawawi Al-Bantani dikenal sangat dekat dengan gurunya Syekh Junaid. Karenanya, untuk menghormati gurunya itu pada setiap haul Syaikh Nawawi, selalu dibacakan Surah Al-Fatihah untuk arwah Syekh Junaid.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait