JAKARTA, iNewsSerpong.id - Penyakit asam urat seringkali kambuh gara-gara sayuran hijau.Sebab kandungan purin pada sayuran hijau memang cukup tinggi.
Penderita asam urat harus benar-benar memastikan kandungan kadar purin dalam makanan yang dikonsumsi, termasuk sayuran. Kadar purin di dalam sayuran harus diketahui agar tidak memperparah penyakit asam urat.
Brokoli Aman Dikonsumsi
Meski berwarna hijau tapi brokoli dinilai menjadi salah satu opsi sayur yang aman untuk penderita asam urat. Brokoli untuk penderita asam urat bahkan memiliki manfaat tersendiri.
Purin adalah prekursor asam urat yang dapat menyebabkan naiknya kadar asam urat di dalam darah. Faktanya, brokoli tergolong makanan yang memiliki kadar purin rendah.
Brokoli diteliti memiliki kurang lebih 70 miligram (mg) purin per 100 gram (g). Makanan mengandung purin yang tergolong tinggi memiliki lebih dari 300 mg per 100 g.
Artinya, brokoli untuk penderita asam urat tergolong pilihan aman. Manfaat brokoli untuk penderita asam urat juga sangat bagus berkat kandungan vitamin dan mineralnya.
Brokoli kaya akan vitamin C, serta mengandung asam folat dan potassium. Makan makanan kaya vitamin C membantu meredakan serangan asam urat. Vitamin C juga dinilai membantu mengurangi kadar asam urat di dalam tubuh.
Tak hanya itu, brokoli mengandung antioksidan yang melawan inflamasi atau peradangan. Pola makan sehat disertai brokoli bisa membantu melawan beberapa penyakit kronis, tak terkecuali asam urat menurut penelitian tahun 2015.
Brokoli dapat menjadi salah satu variasi sayuran yang aman untuk pengidap asam urat dalam pola makan sehari-hari.
Meski bermanfaat untuk penderita asam urat, sebaiknya tetap konsumsi brokoli dalam jumlah secukupnya.
Selain itu, imbangi konsumsi brokoli dengan makanan sehat lainnya. Hindari pula berbagai pantangan asam urat yang bisa memperparah keluhan.
Asam urat bisa kambuh sewaktu-waktu dengan keluhan khas berupa nyeri dan bengkak pada sendi dan ibu jari kaki. Pemicu serangan biasanya berkaitan dengan pola makan tinggi purin, kegemukan, dan stres berlebihan.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait