B. NASIHAT BAGI ORANG YANG TERTIMPA MUSIBAH
Imam Ibnul Qayyim -rahimahullaah- berkata:
“Jika tidak karena cobaan dan musibah; niscaya manusia akan terkena penyakit sombong, serta ‘ujub (berbangga diri), takabbur, juga kekerasan hati.
Padahal sifat-sifat ini merupakan sebab kehancuran baginya di dunia maupun akhirat. Di antara rahmat Allah Yang Maha Penyayang: terkadang manusia tertimpa musibah yang menjadi pelindung bagi penyakit hati dan menjaga kemurnian ‘ubudiyyah (ibadah), serta mengeluarkan dari hamba: materi-materi yang rusak, jelek, dan mebinasakan. Mahasuci Allah yang merahmati manusia dengan musibah dan ujian.”
[“Zaadul Ma’aad” (IV/195)]
Maka bagi anda yang tertimpa musibah, cobaan, ujian, penyakit, maupun musibah kematian orang yang anda cintai: hendaklah anda mengetahui beberapa perkara berikut ini yang -insya Allah- bisa meringkan musibah yang anda derita:
1. Segala sesuatu yang dialami makhluk adalah takdir Allah
Bahwa musibah, malapetaka, cobaan, dan penyakit, serta apa saja yang terjadi di alam ini: semuanya sudah ditakdirkan oleh Allah -Subhaanahu Wa Ta’aalaa-.
Allah -Ta’aalaa- berfirman:
{مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيْـبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِـيْ أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِـيْ كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْـرٌ}
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri: semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.”
(QS. Al-Hadiid: 22)
Allah juga berfirman:
{مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيْـبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ}
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah; niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(QS. At-Taghaabun: 11)
Imam Ibnu Jarir -rahimahullaah- menjelaskan dalam Tafsir-nya:
“Maksud dari kalimat:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah; niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya” ialah:
siapa saja yang percaya kepada Allah, lalu menyadari bahwa tidak seorang pun yang tertimpa musibah; kecuali dengan izin-Nya, sehingga dengan begitu hatinya mendapat petunjuk: maka Allah akan memasukkan taufik dalam hatinya, dengan tunduk kepada perintah-Nya dan bersikap ridha terhadap qadha (keputusan)-Nya.”
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait