Kota Termahal Ada di Timur Tengah, Sedangkan Kota Termurah Damaskus di Suriah

Suparjo Ramalan
5 kota termahal dan termurah di dunia, posisi pertama paling mahal ada di Timur Tengah. (Foto : Reuters)

EIU menyatakan, data yang dikumpulkan pada Agustus hingga September menunjukkan rata-rata harga telah naik 3,5 persen dalam mata uang lokal, tingkat inflasi tercepat yang tercatat selama lima tahun terakhir.

Biaya transportasi juga mengalami kenaikan terbesar akibat naiknya bahan bakar minyak (BBM). Adapun harga 1 liter bensin naik rata-rata 21 persen di kota-kota yang disurvei.

Naiknya posisi Tel Aviv ke puncak daftar EIU terutama mencerminkan melonjaknya nilai mata uang Israel, shekel terhadap dolar AS. Di samping itu, harga barang lokal lokal, terutama harga pangan naik signifikan sekitar 10 persen.

Survei menunjukkan Tel Aviv adalah kota termahal kedua untuk harga alkohol dan biaya transportasi, kelima untuk barang-barang perawatan pribadi, dan keenam untuk rekreasi.

Wali Kota Tel Aviv Ron Huldai mengatakan, kenaikan harga properti, menunjukkan kota itu sedang menuju "ledakan". "Tel Aviv akan menjadi semakin mahal, sama seperti seluruh negeri menjadi lebih mahal," ujarnya.

Dia menjelaskan, masalah mendasar yang membuat Tel Aviv menjadi kota termahal karena di Israel tidak ada alternatif pusat metropolitan. Contoh di Amerika Serikat, ada New York, Chicago, Miami, dan lainnya. Di Inggris, ada London, Manchester, dan Liverpool. 

"Di sana Anda dapat pindah ke kota lain jika biaya hidup terlalu berat," ujarnya.

Sementara itu, tahun lalu, Paris, Zurich dan Hong Kong berbagi tempat pertama bersama dalam survei EIU. Namun Zurich dan Hong Kong berada di urutan keempat dan kelima tahun ini, diikuti oleh New York, Jenewa, Kopenhagen, Los Angeles, dan Osaka.

Teheran naik paling tinggi dalam daftar peringkat EIU, melompat dari posisi 79 ke 29 karena sanksi ekonomi AS menyebabkan barang-barang menjadi langka dan naiknya harga impor di Iran.

EIU menyatakan, peringkat ini sangat sensitif terhadap perubahan yang disebabkan oleh pandemi virus corona.

"Meskipun sebagian besar ekonomi sekarang pulih ketika vaksin Covid-19 diluncurkan, kota-kota besar dunia masih sering mengalami lonjakan kasus, mendorong pembatasan sosial baru. Di banyak kota, ini telah mengganggu pasokan barang, yang menyebabkan kekurangan dan harga lebih mahal," tutur EIU.

Editor : Syahrir Rasyid

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network