Yang perlu kita sadari adalah bahwa nikmat atau rezeki itu tidak selalu berbentuk materi seperti harta atau uang semata. Tubuh yang sehat, keluarga yang samara, sahabat yang baik, ilmu yang bermanfaat, udara yang kita hirup, semuanya adalah nikmat atau rezeki dari Allah SWT.
Terlebih lagi dengan adanya nikmat iman dan Islam yang Allah berikan kepada kita. Dengan kedua nikmat tersebut kita bisa beribadah dengan penuh keikhlasan dan kesadaran bahwa kita adalah hamba-Nya yang lemah, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl [16]: 18).
Begitu banyaknya nikmat yang telah dan senantiasa Allah SWT berikan kepada kita, sehingga dengan menggunakan bantuan alat secanggih apapun, kita tidak akan mampu menghitung banyaknya nikmat yang telah kita terima.
Lebih jauh dari itu, alih-alih mengikat nikmat yang telah Allah SWT berikan, yang terjadi justru banyak manusia yang lalai bahkan tidak mampu bersyukur. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Saba’ [34] ayat 13 yang artinya: “Sangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur.”
Syarat Syukur Sebagai Pengikat Nikmat
Agar syukur yang dilakukan benar-benar menjadi pengikat nikmat, maka terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, yakni:
1. Yakin bahwa semua kebaikan datangnya dari Allah SWT.
Allah SWT adalah sumber rezeki (Ar-Razzak). Oleh karena itu, rezeki apapun yang kita terima berupa kenikmatan atau kebaikan, sejatinya adalah dari Allah SWT. Manusia, siapapun itu, adalah hanya salah satu jalan datangnya kebaikan, bahkan ada juga rezeki yang tidak diduga kedatangannya.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl [16]: 53).
Dalam ayat yang lain, Allah SWT berfirman yang artinya: “Kebaikan apapun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apapun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri ...” (QS. An-Nisa [4]: 79).
Yakin bahwa semua kebaikan datangnya dari Allah SWT. (Foto : Ist)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait