HIKMAH JUMAT : Strategi Islam dalam Menyelesaikan Konflik Sosial

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si.
Islam mengajarkan dan menuntun agar manusia tetaplah menjadi manusia, terjaga eksistensinya sebagai makhluk Allah yang mulia. (Foto : Ist)

 

Ketiga, melakukan al-syura (musyawarah).

Dalam upaya al-syura, konflik diselesaikan dengan cara melakukan musyawarah mufakat untuk mengambil keputusan yang disepakati bersama. Hal ini sangat penting dalam menyelesaikan sebuah konflik, terlebih lagi konflik sosial yang melibatkan banyak pihak. Musyawarah diperintahkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya yang artinya:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 159).

Keempat, sikap al-‘afwu (saling memaafkan).

Dalam sebuah konflik yang sedang terjadi, biasanya setiap pihak mempertahankan egonya masing-masing. Dengan sikap al-‘afwu ini, maka setiap pihak diminta untuk berdamai dengan egonya masing-masing dan dilanjutkan dengan memaafkan pihak lain yang sedang berkonflik dengannya.

Spirit memaafkan diambil dari strategi menyelesaikan masalah antar seorang suami dengan istrinya yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah [2] ayat 237 yang artinya: “... dan pemaafan itu lebih dekat kepada takwa ...”.

Kelima, tekad al-ishlah (berdamai).

Apapun strategi yang digunakan untuk menyelesaikan konflik sosial jika tidak ada tekad untuk berdamai, maka semuanya akan menjadi sia-sia belaka. Tekad untuk berdamai harus ada di dalam diri masing-masing pihak yang berkonflik.

Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Anfal [8]: 61). (*)


Tekad untuk berdamai harus ada di dalam diri masing-masing pihak yang berkonflik. (Foto : Ist)
 

Wallahu a’lam bish-shawab.

          

Editor : Syahrir Rasyid

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network