Berdasarkan ayat di atas, maka bagi siapa saja di antara kita yang menjadikan Baginda Rasulullah SAW sebagai teladan dalam hidupnya, kemudian diimplementasikan dengan cara mengikuti segala bentuk ajaran Baginda Rasulullah SAW, maka sikapnya itu akan mendatangkan cinta dari Allah SWT sekaligus ampunan atas dosa-dosanya.
Begitu luar biasanya hikmah dari kita menjadikan Baginda Rasulullah SAW sebagai teladan, sehingga cinta dan ampunan dari Allah pun dapat kita raih. Dengan kata lain, jika kita ingin mendapatkan cinta dan ampunan dari Allah SWT, teladanilah nabi maka selamatlah diri kita ini.
Tugas kita adalah menjadi pengikut setia Baginda Rasulullah SAW khususnya dalam hal peribadahan. Adapun terkait dengan permasalahan duniawi, maka Baginda Rasulullah SAW memberikan kebebasan kepada kita.
Baginda Rasulullah SAW adalah orang yang sangat bijak dan memiliki pemahaman yang sangat futuristik. Beliau sangat memahami bahwa perkembangan teknologi dalam berbagai bidang akan sangat mungkin berbeda dari waktu ke waktu.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas bin Malik diceritakan bahwa “Nabi SAW melewati suatu kaum yang sedang melakukan talqih (menyerbukkan bunga kurma). Lalu beliau berkata: seharusnya jangan dilakukan, biar hasilnya lebih baik. Namun, hasil panen mereka itu buruk hasilnya. Ketika Nabi SAW melewati mereka lagi, beliau pun bertanya: Mengapa hasil panen kurma kalian buruk? Mereka pun menjawab karena ini dan itu. Lalu Rasulullah SAW bersabda: kalian lebih mengerti urusan dunia kalian (yang ahli dalam bidang tersebut).”
Implementasi dari hadits di atas misalnya dalam hal kendaraan yang digunakan untuk pergi ibadah haji. Baginda Rasulullah SAW dan para sahabat menggunakan unta untuk berhaji, sedangkan saat ini kita menggunakan pesawat.
Dalam konteks ini, kendaraan untuk berhaji adalah dunia, maka terserah kita akan menggunakan kendaraan jenis apa. Namun dalam urusan ritual ibadah haji, wajib mengikuti dan meneladani Baginda Rasulullah SAW. (*)
Jangan sampai peringatan maulid Nabi Muhammad SAW hanyalah sekedar seremonial yang tidak memberikan dampak terhadap keimanan dan amal kita. (Foto : Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait