Baginda Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Baihaqi).
Oleh karenanya, janganlah kita mengorbankan hidup dan kehidupan kita hanya untuk target yang sifatnya sementara. Kita harus selalu ingat, bahwa malaikat maut senantiasa dapat menjemput kita di setiap saat. Kematian tidak peduli dengan berapa usia kita, bagaimana kondisi kesehatan kita, apa pangkat dan jabatan, atau apa pun tentang kita.
Jalanilah hidup dengan senantiasa mengingat kematian, sebagaimana sabda Baginda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi yang artinya: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian.” Dengan memperbanyak mengingat kematian, niscaya kita akan selalu ingat bahwa hidup ini akan dimintai pertangungjawaban kelak di akhirat.
Mari kita renungkan nasihat yang sangat mendalam dari Syaikh Ibnu Utsaimin sebagai berikut: “Renungkanlah wahai manusia, (sebenarnya) kamu akan dapati dirimu dalam bahaya, karena kematian tidak ada batas waktu yang kita ketahui, terkadang seorang manusia keluar dari rumahnya dan tidak kembali kepadanya (karena mati).
Terkadang manusia duduk di atas kursi kerjanya dan tidak bangun lagi (karena mati), terkadang seorang manusia tidur di atas kasurnya, akan tetapi dia malah dibawa dari kasurnya ke tempat pemandian mayatnya (karena mati).
Hal ini merupakan sebuah perkara yang mewajibkan kita untuk menggunakan sebaik-baiknya kesempatan umur, dengan tobat kepada Allah Azza wa Jalla. Dan sudah sepantasnya manusia selalu merasa dirinya bertobat, kembali, menghadap kepada Allah, sehingga datang ajalnya dan dia dalam sebaik-baiknya keadaan yang diinginkan.”
Terakhir, jawablah pertanyaan ini dengan jujur, sudah seberapa banyak kita melihat informasi tentang kematian seseorang? Adakah pengaruhnya terhadap suasana hati kita?
Kalau jawabannya kita telah sering melihat informasi kematian, namun tidak ada pengaruhnya terhadap suasana hati kita, maka harus dengan cara apa lagi Allah dan Rasul-Nya menasihati kita? (*)
Kenikmatan abadi di negeri akhirat diawali dengan kenikmatan di dalam kubur. (Foto : Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait