JAKARTA, iNewsSerpong.id - Puasa Syawal merupakan puasa sunnah yang dilakukan Rasulullah SAW semasa hidupnya. Puasa Syawal dapat mendatangkan pahala seperti berpuasa selama satu tahuh penuh.
من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر
Artinya: Barang siapa berpuasa Ramadhan lalu mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia mendapat pahala puasa setahun penuh. (HR Muslim).
Dalam hadits lain, Nabi Muhammad juga bersabda:
جعل اللهُ الحسنةَ بعشر أمثالِها ، فشهرٌ بعشرةِ أشهرٍ ، وصيامُ ستَّةِ أيامٍ بعد الفطرِ تمامُ السَّنةِ
Artinya: Allah menjadikan satu kebaikan bernilai sepuluh kali lipatnya, maka puasa sebulan senilai dengan puasa sepuluh bulan. Ditambah puasa enam hari setelah Idul Fitri membuatnya sempurna satu tahun. (HR Ibnu Majah).
Bentuk Konsistensi Ibadah
Puasa Syawal ini juga merupakan bentuk konsistensi ibadah yang dilakukan setelah Ramadhan berakhir. Hal itu menjadi tanda diterimanya ketaatan seseorang menurut Imam Ibnu Rajab.
عَلاَمَةُ قَبُوْلِ الطَّاعَةِ أَنْ تُوْصَلَ بِطَاعَةٍ بَعْدَهَا وَ عَلَامَةُ رَدِّهَا أَنْ تُوْصَلَ بِمَعْصِيَةٍ. مَا أَحْسَنَ الْحَسَنَةِ بَعْدَ الْحَسَنَةِ وَأَقْبَحَ السَّيِّئَةِ بَعْدَ الْحَسَنَةِ
Artinya: Tanda-tanda diterimanya ketaatan adalah dengan konsisten terus beribadah setelahnya. Dan tanda-tanda ditolaknya ketaatan adalah dengan melakukan kemaksiatan setelahnya.
Betapa mulianya suatu ibadah yang dilakukan setelah ibadah yang lain, dan betapa jeleknya sebuah keburukan yang dilakukan setelah ibadah.
Niat Puasa Syawal 6 Hari
Adapun niat Puasa Syawal 6 hari dan terjemahannya, yang dilansir iNews.id dari laman NU Online adalah sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah.
Niat tersebut dibaca dalam hati dan atau dilafalkan secara lisan setiap harinya saat hendak menunaikan puasa.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait