Sementara itu, Ketua RW 02 Poncol, Babakan, Marat menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang sempat ramai beberapa waktu lalu. Dirinya yakin banyak pembelajaran ke depan sehingga wilayahnya bisa menjadi lebih baik lagi.
"Saya sebagai ketua RW mewakili warga memohon maaf atas kejadian kemarin. Semoga bisa jadi pembelajaran ke depan, sehingga tidak terjadi lagi hal seperti ini. Pasti ada hikmahnya ke depan," tuturnya.
Hal senada dikatakan perwakilan dari Mahasiswa Unpam asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Kevin. "Kami memohon maaf, mari kita sama-sama wujudkan Tangsel yang cerdas, Tangsel yang modern, Tangsel yang religius. Itu adalah harapan kita bersama," kata Kevin.
Tokoh masyarakat NTT, Aloysius, menekankan pentingnya saling menghargai sebagai sesama anak bangsa yang diikat dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Jauhkan intoleransi, jauhkan perbedaan sesama kita. Kita harus satu hati, satu jiwa, satu rasa. Kita harus berkomunikasi dengan baik, beda agama, beda ras. Tetapi kita adalah satu, Republik Indonesia," imbuhnya.
Dirinya pun mengajak semua pihak untuk mengedepankan silaturahmi dalam menyelesaikan persoalan yang ada.
"Jika memang ada salah sedikit, marilah kita berkomunikasi dengan baik-baik, silaturahmi yang baik, karena kita sesama anak bangsa. Jantung kita adalah Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, berbeda tetapi tetap satu," pungkasnya.
Perwakilan Persaudaraan Timur Raya (Petir), Semi Manape, menuturkan kejadian yang telah terjadi tentu memiliki hikmah yang luar biasa. Dia berpendapat kasus ini tidak perlu diperpanjang karena pihak kepolisian telah bekerja sebagaimana mestinya.
"Setelah dari sini, kita sudah tidak ada lagi pembahasan kejadian tersebut. Kita datang ke sini dengan satu tujuan, hati dan pikiran yang sama, setelah dari sini, kita jadi saudara," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com judul "Wali Kota Benyamin Pastikan Tidak Ada Intoleransi di Tangsel".
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait