Rantai Cuan Bisnis Hewan Kurban

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si.
Ibadah kurban dilakukan setelah pelaksanaan shalat Idul Adha tepatnya di tanggal 10 Dzulhijjah. (Foto: Ist)

Pada tahun 2023, walaupun permintaan berbagai jenis hewan kurban mengalami penurunan, namun potensi ekonomi kurban pada 2023 adalah Rp. 24,5 trilyun. Namun, dari sisi jumlah pekurban mengalami penurunan menjadi 2,08 juta orang yang disebabkan oleh adanya resesi global yang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.

Menilik potensi ekonomi yang begitu besar dari ibadah kurban setiap tahunnya, maka untuk mengetahui siapa saja yang dapat berkontribusi dan berperan dalam memberikan nilai tambah, dapatlah dibuat analisis rantai nilai (value chain analysis) dari tata niaga atau bisnis hewan kurban.

Analisis rantai nilai dapat memberikan gambaran terhadap setiap tahapan proses bisnis dari mulai pengadaan, proses produksi, pemasaran, dan distribusi produk hingga sampai ke konsumen. Dengan kata lain, analisis rantai nilai dapat juga menjadi gambaran rantai cuan dari proses bisnis.

Dalam keterkaitannya dengan bisnis hewan kurban, maka analisis rantai nilai akan memberikan gambaran pihak-pihak mana saja yang berkontribusi dan memiliki peran dalam memberikan nilai tambah sekaligus mendapatkan cuan dari kegiatan bisnis hewan kurban.

Semakin panjang mata rantai nilai, maka semakin banyak pihak yang terlibat dalam rantai nilai bisnis hewan kurban. Hal ini dapat saja menimbulkan kemungkinan harga hewan kurban akan semakin tinggi. Dalam kondisi seperti ini, peternak dan pekurbanlah yang paling dirugikan.

Selain itu, kenaikan harga hewan kurban sering tidak diikuti oleh naiknya nilai tambah dari hewan kurban itu sendiri. Dengan kata lain, ada kecenderungan para pihak yang terlibat dalam rantai nilai bisnis hewan kurban melakukan aji mumpung untuk menumpuk cuan semata.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan berbagai pihak yang terlibat bisnis hewan kurban, maka terdapat beberapa model umum rantai nilai bisnis hewan kurban, dari mulai yang terpendek yakni peternak yang menjual langsung ke pekurban, hingga yang melalui jalur panjang.

Jalur terpendek adalah jalur terbaik, dimana peternak langsung menjual hewan ternaknya langsung kepada pekurban. Pada jalur pendek ini, peternak maupun pekurban memperoleh keuntungan yakni “harga terbaik” dari hewan kurban yang ditransaksikan.

Sementara itu, untuk rantai nilai terpanjang hewan kurban dari peternak akan dibeli terlebih dahulu oleh peternak penggemukan, kemudian ke pedagang pengepul atau Rumah Potong Hewan (RPH), pedagang eceran, terakhir di pekurban. Inilah rantai terpanjang dari bisnis hewan kurban.


Peternak adalah pihak pertama yang berkontribusi terhadap kualitas hewan kurban dari mulai pembibitan hingga siap jual ke pekurban. (Foto: Ist)
 


Editor : Syahrir Rasyid

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network