Pada ayat yang lain, Allah SWT berfirman yang artinya: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu) dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun [64]: 15).
Membunuh Sifat dan Perilaku Kebinatangan
Pelajaran lain dari peristiwa idul kurban adalah bahwa peristiwa pemotongan hewan kurban merupakan simbol bahwa kita sebagai hamba Allah dituntut untuk membunuh sifat dan perilaku, mohon maaf, kebinatangan yang mungkin ada di dalam diri kita.
Sifat rakus, perilaku seks bebas, LGBT, menghalalkan segala cara, tak peduli halal dan haram adalah di antara sifat-sifat dan perilaku buruk binatang yang mungkin ada pada diri kita. Sifat-sifat dan perilaku buruk ini semakin nampak dan terlihat jelas di tengah-tengah kehidupan kita saat ini.
Pepatah Melayu mengatakan: “Mengingat binatang dengan tali, mengikat manusia dengan akal.” Dengan kata lain bahwa akal-lah yang membimbing kita menjadi makhluk yang selayaknya disebut manusia. Manusia yang menggunakan akalnya dengan baik, itulah manusia yang beragama.
Perhatikan firman Allah SWT yang artinya: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka mempunya mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf [7]: 179).
Mari koreksi diri kita dengan mengimplementasikan makna-makna yang terkandung di dalam sejarah maupun prosesi ibadah kurban. Jika kita mau mengimplementasikan makna-makna seperti yang dipaparkan di atas, maka tidak mustahil akan ada perubahan besar di dalam kehidupan kita baik secara pribadi, berkelompok, berbangsa, maupun bernegara. (*)
Peristiwa kurban mengajarkan bahwa pada hakikatnya segala sesuatu yang kita miliki adalah milik Allah SWT. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait