HIKMAH JUMAT : Hijrah Kekinian

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si.
Hijrah pada era perjuangan Baginda Rasulullah SAW beserta para sahabat sebuah solusi sekaligus strategi untuk membangun kekuatan Islam di kota Madinah. (Foto/Ilustrasi: Ist)

Hijrah dari Kekufuran Menuju Keimanan

Secara bahasa kufur artinya menutup, melupakan, dan mengingkari. Secara terminologi kufur adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik dengan mendustakan atau tidak mendustakannya.

Sementara itu, kekufuran adalah segala bentuk perbuatan yang menutup, mendustakan, dan mengingkari keimanan seseorang terhadap Allah dan Rasul-Nya. Kekufuran dapat dipicu oleh beberapa hal seperti rasa sombong, dengki, amarah, dan syahwat.

Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kekufuran. Salah satunya adalah ayat yang menceritakan tentang kekufurannya Fir’aun dan pengikut-pengikutnya yang terdapat dalam surat An-Naml [27] ayat ke-14 yang artinya: “Dan mereka mengingkarinya karena kedzaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka, perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.” 

Hijrah dari Kegelapan Menuju Cahaya

Istilah kegelapan di sini adalah beramal tanpa dilandasi ilmu yang sesuai dengan ajaran Islam. Sementara itu, cahaya adalah ilmu yang melandasi setiap amal shalih yang dilakukan seseorang sesuai dengan tuntunan agama Islam.

Islam adalah agama yang dilandasi oleh ilmu. Ilmu menjadi cahaya dalam menjalankan segala bentuk amal shalih sebagai wujud keislaman seseorang. Oleh karenanya, dalam konsep hijrah yang ketiga ini, seseorang yang awalnya beramal tanpa landasan ilmu, kini beramal senantiasa berlandaskan kepada ilmu.

Perhatikan firman Allah SWT yang artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra [17]: 36).

Hijrah dari Jahiliyah Menuju Islam

Jahiliyah adalah sebuah kondisi atau perilaku dimana seseorang hidup tanpa bimbingan dari Islam dan jauh dari Al-Qur’an. Dengan melakukan hijrah, maka perilakunya berubah menjadi selaras dan sejalan dengan Islam. Al-Qur’an dijadikannya sebagai way of life, yang senantiasa membimbingnya dalam kehidupan sehari-hari.

Al-Qur’an adalah petunjuk bagi seluruh umat manusia. Namun, tidak semua manusia dapat mengambil petunjuk dari Al-Qur’an. Allah SWT berfirman yang artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 2).  

Dengan hijrah dari jahiliyah menuju Islam, maka akan membawa seseorang dari segala bentuk kejahiliyahan (keburukan) menuju Islam yang penuh dengan berbagai kebaikan. Hijrahnya seseorang ke dalam Islam akan membawa perilaku seseorang dari kemaksiatan menuju kemashlahatan. (*)


Hijrah tidak hanya berpindahnya tempat tinggal seseorang secara fisik atau administratif, namun hijrah juga dapat dimaknai dengan berpindahnya perilaku seseorang dari yang buruk menjadi baik. (Foto/Ilustrasi: ist)
 

Wallahu a’lam bish-shawab.

 

 

Editor : Syahrir Rasyid

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network