HIKMAH JUMAT : Kehancuran Akhlak Awal Kehancuran Bangsa  

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si.
Sejak dini, anak harus dbekali akhlak mulia. Kerusakan akhlak suatu masyarakat merupakan gerbang menuju kepada kehancuran suatu bangsa. (Foto: Ist)

Orang yang benar imannya, maka dia akan sadar betul bahwa perkataan adalah pemicu timbulnya kebaikan atau keburukan. Dengan perkataan pula, persahabatan akan terjalin dan dengan perkataan pula perselisihan akan tercipta.

Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku hendaknya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (dan benar). Sesungguhnya setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Al-Isra [17]: 53).

Peribahasa kita mengatakan mulutmu harimaumu, maka berhati-hatilah dalam berkata-kata. Ucapkanlah perkataan yang baik dan benar, sampaikan dengan lemah lembut, dan jika tidak mampu untuk melakukan itu, hendaknya memilih diam.

Setan akan menciptakan perselisihan di antara manusia melalui kata-kata yang disampaikan dengan kasar, kotor, dan penuh kebohongan.

Ayat di atas adalah peringatan bagi kita semua, jika kita menginginkan bangsa ini baik-baik saja, maka hendaknya seluruh anak bangsa di negeri ini, termasuk para pemimpin, pejabat hingga rakyat biasa, berkatalah dengan perkataan yang baik dan benar, berucaplah dengan ucapan yang jujur.

Jika kebohongan menjadi tradisi di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, bersosial dan bermasyarakat, maka gerbang kehancuran itu sudah terlihat sangat jelas. Kehancuran itu tinggal menunggu waktu saja dan bangsa ini akan hancur berkeping-keping. Na’udzubillah.

Namun demikian, di atas akhlak mulia kepada sesama manusia, sejatinya terdapat akhlak mulia yang lebih utama lagi yakni akhlak mulia seorang hamba kepada Allah Ta’ala sebagai Tuhannya. Mari kita perhatikan firman Allah Ta’ala yang artinya:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisa [4]: 36).

Pada ayat di atas, Allah Ta’ala meminta kepada seluruh hamba-Nya untuk hanya beribadah kepada-Nya saja, dan jangan mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun di dalam berbagai bentuk peribadahan yang dilaksanakan seorang hamba.


Akhlak memegang peranan penting dalam kehidupan seseorang. Selamat atau tidaknya seseorang dalam kehidupan di dunia ini, bergantung kepada akhlaknya. (Foto: Ist)
 


Editor : Syahrir Rasyid

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network