Menyembah Allah dengan penuh ketundukan, rasa cinta, takut dan berharap hanya kepada-Nya saja, itulah akhlak mulia yang wajib dilaksanakan, baik dalam ibadah individual maupun ibadah sosial. Dengan kata lain, ibadah sosial yang kita lakukan pun niatnya harus tulus dan ikhlas hanya mengharapkan ridha dari Allah Ta’ala.
Sudah menjadi sunatullah, bahwa perbuatan buruk yang dilakukan manusia akan mendatangkan murka dan azab Allah di tengah-tengah pelakunya. Hal ini telah Allah Ta’ala buktinya, melalui kehancuran umat-umat atau bangsa-bangsa terdahulu yang melakukan kedurhakaan kepada Allah.
Kaum ‘Ad, Tsamud, negeri Sodom, Fir’aun, dan masih banyak lagi bangsa-bangsa terdahulu yang telah Allah hancurkan sehancur-hancurnya. Kemudian kisahnya diabadikan di dalam Al-Qur’an sebagai pelajaran bagi kita dan umat-umat selanjutnya. Bahkan peninggalannya dan jasadnya masih dapat kita lihat dan pelajari secara langsung hingga saat ini.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya: Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS. Ar-Rum [30]: 42).
Oleh karenanya, jagalah akhlak mulia kita kepada Allah dengan memurnikan segenap peribadahan kita kepada-Nya. Jagalah akhlak kita kepada sesama manusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, berpolitik dan berkehidupan sosial ekonomi lainnya dengan berkata yang baik, jujur dan berintegritas.
Dengan akhlak mulia bangsa ini akan terhindar dari pertikaian, konflik, permusuhan, dan kehancuran. Namun, jika kerusakan akhlak yang tengah terjadi saat ini terus kita biarkan, maka kehancuran bangsa yang kita cintai ini tinggal menunggu waktunya saja. Na’udzubillah.
Dengan akhlak mulia bangsa ini akan terhindar dari pertikaian, konflik, permusuhan, dan kehancuran. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait