Sebaliknya, jika kita berteman setia dengan orang-orang fasik atau orang-orang kafir, maka Allah Ta’ala telah mengingatkan kita melalui firman-Nya yang artinya: “Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan).” (QS. Al-A’raaf [7]: 202).
Begitu mengerikannya dampak dari salah dalam memilih teman setia atau sahabat. Oleh karenanya berhati-hatilah dalam memilih teman setia atau sahabat. Jangan sampai di akhirat nanti kita termasuk orang-orang yang menyesali diri karena salah dalam memilih teman.
Allah Ta’ala menceritakan penyesalan orang dzalim melalui firman-Nya yang artinya: “Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan [25]: 28-29).
Pada hari kiamat nanti, kita akan dikumpulkan dengan seluruh teman setia atau sahabat kita. Orang beriman dan bertakwa, maka akan dikumpulkan dengan orang yang beriman dan bertakwa pula. Sebaliknya, orang yang dzalim maka akan dikumpulkan bersama orang dzalim pula.
Perhatikan firman Allah Ta’ala yang artinya: (kepada malaikat diperintahkan): “Kumpulkanlah orang-orang yang dzalim beserta teman-teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah.” (QS. Ash-Shafat [37]: 22).
Berteman setialah dengan orang-orang terbaik pilihan Allah, karena jika kita berteman setia dengan mereka, kita tidak hanya berkumpul bersama di dunia ini, namun juga tetap bersama di surga-Nya nanti. Teman setia terbaik pilihan Allah Ta’ala terdapat pada firman-Nya yang artinya:
“Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu): para nabi, para shiddiiqiin (pecinta kebenaran), orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisaa [4]: 69).
Berdasarkan uraian di atas, maka janganlah kita menganggap enteng permasalahan memilih teman, khususnya teman setia atau sahabat. Karena selamat dan tidaknya kita di dunia terlebih lagi nanti di akhirat, juga ditentukan oleh pertemanan atau persahabatan yang kita lakukan di dunia ini. (*)
Kualitas teman sejati terbaik kita dapat diukur dari iman dan takwanya. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait